EKBIS.CO, JAKARTA – Calon pembeli saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) masih tanda tanya.
Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan masalah untung rugi penjualan sisa saham Garuda Indonesia kini sepenuhnya menjadi tanggungjawab tiga penjamin emisi. "Tiga penjamin emisi yang mengurusnya secara korporasi, kita lihat saja," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/4).
Saat ditanyai beberapa nama pengusaha nasional yang berminat membeli, seperti Chairul Tanjung dari CT Corps dan Sandiaga Uno dari Saratoga Company, Dahlan kembali mengatakan tak ingin mencampuri. Namun, ia menyambut sangat baik sebab saham Garuda semestinya dibeli oleh pengusaha lokal. Dahlan juga belum menerima laporan perkembangannya.
Dijumpai terpisah, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa, Parikesit Suprapto, mengatakan sisa saham Garuda memang dianjurkan Menteri BUMN sebesar 10 persen di atas harga ekonomi. Namun, 10 persen tersebut bukanlah harga pada saat saham Garuda disetujui terjual hari itu. Melainkan saat transaksi penutupan terakhir.
Transaksi penjualan saham Garuda, kata Parikesit, diproyeksikan selesai pada akhir April 2012. "Financial advisor sedang ajukan penawaran kepada beberapa investor," katanya di kantor Kementerian BUMN.
Sebelumnya, Direktur Morgan Stanley, Oki Ramadhana, saat berkunjung ke kantor Kementerian BUMN pada Selasa (24/4), menolak mengungkapkan perkembangan transaksi saham Garuda. "Kami terikat perjanjian confidential, artinya bersifat tertutup dan rahasia," kelitnya.
Tiga penjamin emisi Garuda, yaitu PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas telah memilih Morgan Stanley selaku penasihat keuangan (financial advisor) untuk menjual sisa saham BUMN penerbangan tersebut. Jumlahnya mencapai 10,88 persen atau 2,48 miliar saham.
Sekretaris Korporasi PT Mandiri Sekuritas, Febriati Nadira, juga tak dapat memberikan konfirmasi perkembangan penjualan sisa saham Garuda. "Untuk mekanisme penjualan saham sudah kami serahkan pada Morgan Stanley. Jadi, untuk detailnya bisa langsung tanyakan ke mereka," ujar Ira ketika dihubungi Republika.
Mandiri Sekuritas memegang sekitar 400 juta lembar saham Garuda. Sedangkan Bahana Sekuritas dan Danareksa Sekuritas masing-masing memegang lebih dari 900 juta lembar saham.