EKBIS.CO, YORKSHIRE -- Direktur Pusat Penelitian Akuntansi dan Akuntabilitas Hull University Bussiness School, Inggris, Professor Ross Hanifa, mengungkapkan wilayah Yorkshire, Inggris seharusnya menjadi pemimpin dalam perkembangan perbankan syariah di Inggris. Masyarakat Muslim cukup banyak yang bekerja di wilayah utara Inggris tersebut. Hal ini menyebabkan potensi perkembangan industri syariah pun cukup besar.
"Ini bagian penting bagi masyarakat Yorkshire sebagai wilayah dengan komunitas Muslim yang besar," ujarnya, seperti dilansir situs resmi Hull University, Senin (30/4).
Ia menyaayangkan saat ini jumlah pemain perbankan syariah masih sangat kecil di Yorkshire. Padahal beberapa tahun terakhir pemerintah Inggris telah memberi dorongan untuk perkembangan perbankan syariah di negara dengan sistem kerajaan tersebut.
Neraca jasa keuangan memberi kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Yorkshire. Hal ini, kata Hanifa, seharusnya menjadi sebuah peluang bagi daerah di utara Inggris tersebut.
Bukan hanya pertumbuhan perbankannya, namun juga organisasi pinggiran dan penasihan keuangan yang terlibat dalam promosi pembiayaan, dan perbankan syariah secara umum.
"Yorkshire bisa menjadi daerah yang pertama kali menelurkan produk halal seperti makanan dan farmasi untuk Eropa," kata Hanifa.
Kesulitan perkembangan syariah di Eropa sama seperti di seluruh belahan dunia lain, yaitu kurangnya pemahaman akan industri yang ditengarai berasal dari Timur Tengah ini. Banyak yang beranggapan dia harus menjadi seorang Muslim untuk terlibat dalam keuangan syariah dan sistem ini dianggap tidak cocok untuk era modern.
Hal ini, kata Hanifa, adalah kesalah pahaman yang harus diperbaiki oleh lembaga syariah. Keuangan syariah bukannya sebuah sistem yang usang, namun justru menawarkan sesuatu yang baru bagi masyarakat. "Sistem ini bebas eksploitiasi riba," tegas dia.