EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) siap memenuhi pesanan pembuatan bagian ekor pesawat Sukhoi Superjet 100 antara lain bagian sayap belakang baik vertikal dan horisontal.
"Kerja sama untuk pembuatan komponen ekor Sukhoi itu dirintis sejak 2011. Pembicaraan terus dilakukan bila kontraknya jadi PTDI siap memproduksi 40 bagian ekor pesawat itu per tahun," kata Kepala Divisi Manajemen Mutu dan Koordinator Kehumasan PTDI Sonny Saleh di Bandung, Selasa.
Menurut Sonny, pihak Sukhoi sudah melakukan penjajakan dan kunjungan ke PTDI serta melakukan pembicaraan terkait kerjasama pembuatan komponen pesawat buatan Rusia itu.
Pembicaraan selain menyangkut komponen, rencana pembuatan contoh komponen juga dilakukan pembicaraan terkait negosiasi harga.
"Peralatan dan mesin yang ada di PTDI bisa melakukan pengerjaan order itu, terlebih saat ini akan dilakukan penambahan mesin baru. Kita bisa membuat komponen itu," katanya.
Terkait prospek kerjasama untuk pembuatan ekor pesawat Sukhoi, menurut Sonny sudah hampir tuntas 90 persen.
Bahkan keberangkatan Kepala Bidang Pemasaran dan Pengembangan PTDI Kornel M Sihombing yang ikut joy flight pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, menurut Sonny salah satunya untuk membahas rencana kerjasama itu.
Terkait kemungkinan tertundanya pembahasan kerjasama itu pasca insiden di Gunung Salak, menurut Sonny tidak akan terlalu berpengaruh. Ia mengakui bahwa Kepala Bidang Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PTDI Kornel M Sihombing yang menjadi korban dalam insiden itu menjadi ujung tombak pembahasan kerjasama itu.
"Pengaruhnya ada, namun tidak signifikan. Kemungkinan ada penundaan, namun akan dilakukan lagi hingga ada kontrak," kata Sonny.
Kerjasama dengan Sukhoi sudah dijajaki sejak 2010, namun saat itu penawaran kerjasamanya terkait pengembangan pesawat yang digarap PTDI termasuk helikopter. Sedangkan untuk ekor pesawat itu dirintis sejak 2011 dan mengerucut awal 2012.
Selama ini PTDI telah melakukan kerjasama dengan sejumlah industri pesawat terbang dunia seperti Boeing, Airbus dan Eurocopter.
"Saat ini kapasitas produksi PTDI sudah penuh, namun dengan revitalisasi mesin dan penambahan SDM, kapasitas produksi meningkat, dan hal itu akan diisi dengan menggarap kerjasama dengan perusahaan dirgantara itu," kata Sony.
Ia mencontohkan, kerjasama pembuatan komponen dengan Airbus, Boeing dan Eurocopter selama ini menjadi pemasukan signifikan bagi PTDI. Khusus kerjasama dengan Airbus, PTDI membuat komponen punggung dan bagian sayap untuk Airbus jenis A320, A321, A349, A380 dan A350.