EKBIS.CO, JAKARTA---Perbankan memperketat penyaluran kredit valas menyusul pelemahan nilai tukar rupiah beberapa pekan terakhir. Nilai kredit valas pun dibatasi hingga jumlah tertentu.
Bank Mandiri menjaga rasio kredit dan pendanaan valas (Loan to Deposit Ratio/LDR) di bawah 90 persen. Rasio LDR valas pada triwulan 1 2012 turun hingga 75 persen. “Kredit valas baru sangat kita batasi dan selektif, “ ujar Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansuri, akhir pekan ini.
Pengendalian kredit tersebut terkait dengan likuiditas valas di pasar yang semakin langka. Hal ini akibat para investor menarik dana-dana murah dari perbankan. “Kami akan memastikan pendanaan valas yang ada memadai,” ujar dia.
Penyaluran kredit pun dipilih hanya pada sektor yang tidak cukup sensitif dengan kondisi ekonomi Eropa. Hal ini mengingat adanya goncangan pada ekonomi Eropa membuat investor mencari dolar. “Dari sisi corporate bonds dan governance bonds terutama dalam portofolio trading, kami monitor lebih ketat lagi, “ ujar Pahala.
Pada akhir 2011, Bank Mandiri mencatatkan pendapatan berbasis biaya dan pendapatan bunga bersih dari transaksi treasury. Capaianya sebesar Rp 1,73 triliun dengan volume transaksi sebesar 294,19 miliar dolar AS.
Pencapaian itu meningkat 35 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,28 triliun dengan volume transaksi 253 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut didorong pendapatan yang berasal dari transaksi valuta asing dan transaksi surat berharga sebesar Rp 1,22 triliun sepanjang 2011.
Pembatasan kredit valas juga dilakukan Bank BCA. Bahkan, pembatasan kredit valas tersebut telah dilakukan saat ekonomi Eropa semakin tidak menentu. “Kredit valas sudah kita batasi sejak Maret lalu, “ ujar Direktur Utama Bank BCA, Jahja Setiaatmadja.
Kredit valas dibatasi untuk menjaga likuiditas di Bank BCA. Jahja mengatakan pihaknya menjaga keberadaan dana cadangan (stand by fund) dan dana cadangan sekunder (secondary reserve). Dana cadangan tersebut akan dijaga hingga minimal 650 juta dolar AS.