Selasa 24 Jul 2012 18:36 WIB

Perajin Tempe di Malang Gulung Tikar

Red: Taufik Rachman
Tempe (Ilustrasi)
Tempe (Ilustrasi)

EKBIS.CO, MALANG--Sekitar 60 perajin tempe di kawasan Sanan, Kota Malang, Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir "gulung tikar" karena tidak mampu berproduksi akibat tingginya harga kedelai.

Ketua Primkopti Bangkit Usaha Sanan Chairul Anwar, Selasa, mengakui, omzet tempe Sanan beberapa pekan terakhir ini mengalami penurunan hingga lima ton dari 15 ton per hari.

"Kenaikan harga kedelai sekarang ini benar-benar di luar kewajaran. Harga sekarang melebihi harga tertinggi tahun 1998. Saat itu harga kedelai mencapai Rp7.050 per kg dan sekarang hampir menembus angka Rp8.000 per kg," katanya.

Kedelai yang menjadi bahan baku tempe dan tahu pada umumnya diimpor dari Amerika dan negara-negara di Asia karena kedelai lokal masih belum mampu memenuhi kebutuhan, bahkan kadang-kadang kedelai lokal kosong di pasaran.

Lebih lanjut Choirul mengatakan, jika kondisi tersebut terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat para perajin tempe akan ke Jakarta, bahkan mungkin juga akan memboikot produksi tempe dan tahu secara massal.

Selain harga kedelai yang terus melambung, harga beberapa komoditas lain sebagai bahan baku produk turunan tempe, yakni keripik juga naik, seperti tepung terigu, tepung tapioka dan minyak goreng.

Hanya saja, meski beberapa bahan baku tempe dan produk turunannya harganya naik, produsen masih belum menaikkan harga tempe karena dikhawatirkan konsumen akan meninggalkan makanan khas Malang tersebut.

"Kami tak bisa menaikkan harga. Untuk keripik tempe original harganya tetap Rp2.600 per bungkus, yang aneka rasa Rp 2.800 per bungkusnya," kata salah seorang produsen keripik tempe Sanan, Nurul.

Sebagai langkah alternatif agar tidak terlalu merugi, katanya, dirinya mengurangi jumlah produksi keripik untuk meminimalkan biaya produksi. Jika sebelum ada kenaikan harga kedelai, ia membeli satu balok tempe untuk empat kilogram keripik, namun saat ini hanya bisa untuk memproduksi tiga kilogram keripik.

Karena berbagai komoditas bahan baku keripik tempe juga mengalami kenaikan harga, produsen berencana menaikkan harga keripik tempe pada dua pekan menjelang Lebaran.

Sementara salah seorang produsen tempe Sanan Malang Matsari mengaku jika ada penurunan untuk permintaan tempe produksinya karena banyak produsen keripik tempe yang mengurangi produksinya. Dengan naiknya harga kedelai, otomatis ia juga menaikkan harga tempe produksinya.

Karena harganya naik, jumlah pembeli justru menurun, sehingga keuntungan produsen juga turun sampai 50 persen."Dalam beberapa bulan terakhir ini keuntungan kami turun drastis akibat produsen keripik tempe mengurangi produksinya," tegasnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement