EKBIS.CO, JAKARTA--Ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuziy mendesak pemerintah segera meningkatkan luas lahan untuk penanaman Kedelai guna menyelesaikan permasalahan kenaikan harga kedelai di dalam negeri. Pasalnya, kenaikan harga akibat impir sangat merugikan petani lokal.
“Pemerintah harus mengatur tata niaga kedelai sehingga merangsang keinginan petani untuk menanam kedelai. Jangan serahkan harga kedelai kepada mekanisme pasar internasional, karena akan makin menciptakan ketergantungan penuh pada impor seperti saat ini” ujarnya , Jumat (27/7).
Produksi kedelai nasional terus menurun dari 1,4 juta ton pada 1990 menjadi hanya 851 ribu ton pada ATAP 2011, sementara konsumsi nasional mencapai 2,4 jt ton pada 2011. Dengan rata-rata produktivitas hanya 1,368 ton per hektar pada 2011, menurut dia sulit membuat petani Indonesia bersaing langsung dengan produksi AS yang merupakan produk residual dengan skala industri.
Sebagai catatan, luas kepemilikan lahan petani kita rata-rata hanya 0,3 ha, sementara di AS rata-rata 60 ha,“Petani tidak berminat menanam kedelai karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibanding komoditas lain, apalagi harga kedelai impor lebih murah dibanding kedelai lokal” tambah Sekjen DPP PPP ini.
Dengan rata-rata biaya pengusahaan kedelai lokal mencapai Rp 5500 per kg, sedangkan kedelai impor pada kondisi normal berkisar Rp 4000 hingga Rp 5000 per kg.
Untuk memperkuat pemenuhan kedelai nasional diantaranya ia juga menyarankan peningkatan n program perluasan lahan tanam kedelai di luar Jawa sekaligus meningkatkan produktivitas. Berdasar hitungan, untuk memenuhi konsumsi kedelai nasional, diperlukan minimal 1,25 juta ha lahan tanam dengan produktivitas 2 ton per hektar.
“Upaya penambahan lahan kedelai di Jawa akan sia-sia karena lahannya tidak ada dan kalah bersaing dengan padi, yang juga sedang terus ditingkatkan produksinya demi mendapai surplus beras 10 jt ton pada 2014” jelas Romy.