EKBIS.CO, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk memangkas target produksi batubaranya untuk tahun ini, dari 50-53 juta ton menjadi 48-51 juta ton akibat kondisi pasar yang sulit.
“Meski kondisi ekonomi sedang lesu, namun tidak sampai mengganggu strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan,” kata Head of Investor Relations Adaro, Cameron Tough, Jumat (3/8).
"Kami tetap fokus pada bisnis utama, kepuasan pelanggan, penurunan biaya, peningkatan efisiensi dan memelihara kas dan sruktur keuangan yang kokoh," imbuhnya.
Volume produksi Adaro tahun ini tetap stabil sebesar 12,05 juta ton (yoy), menjadikan volume produksi tengah tahun menjadi 23,01 juta ton.
Ia juga menegaskan seluruh volume penjualan untuk tahun ini telah dikontrak dan sebagian besar merupakan kontrak berdasarkan harga tetap. "Tidak ada batubara Adaro yang dijual di pasar spot," katanya.
Strategi penetapan harga Adaro tetap sama, yaitu menjual dengan harga yang kompetitif menurut peraturan Indonesia yang berlaku terhadap Harga Batubara Acuan (HBA).
"Kami yakin bahwa melemahnya harga batubara yang terjadi akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh kurangnya permintaan, melainkan kelebihan pasokan," tegas Tough.
Walaupun pasar batubara tengah mengalami volatilitas harga saat ini, Adaro menyakini bahwa dalam jangka panjang tetap tidak berpengaruh besar bagi industri. Dengan biaya produksi serta transportasi laut yang relatif rendah membuat batubara Indonesia dari semua peringkat kompetetif dengan batubara di dunia.