EKBIS.CO, JAKARTA - Perseroan Terbatas Telekomunikasi Indonesia (PT Telkom) mengaku telah mengasuransikan satelit Telkom-3 yang mengalami anomali saat peluncuran di tahap pengoperasian roket Breeze-M. Anomali itu menyebabkan satelit hanya mencapai intermediate orbit.
"Perseroan telah mengasuransikan satelit itu sehingga jika terjadi sesuatu tidak ada dampak keuangan yang signifikan, "kata VP Investor Relations Agus Murdiyatno dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (8/8). "Secara akuntansi, kami telah melakukan pencatatan pada biaya dibayar di muka dan seandainya terjadi sesuatu akan dihapuskan dengan penerimaan dan klaim asuransi," bunyi siaran pers.
Ia mengemukakan bahwa perseroan telah mendapatkan informasi mengenai hal Telkom-3 itu dari First Deputy General Designer & General Director dari ISS Reshetnev rusi, perusahaan kontraktor utama satelit Telkom-3.
Peluncuran satelit Telkom-3 dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyiaran dan mendukung layanan enterprise dan IP Backbone. Satelit Telkom-3 memiliki kapasitas transponder yang terdiri dari 24 tranponder Standard C-band 36 MHz bandwidth, 8 transponder Extended C-band 54 MHz bandwidth, 4 transponder KU-band 36 MHz bandwith dan 6 transponder KU-band 54 MHz bandwith.
Agus memaparkan cakupan geografis Standard Cband yakni Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, sedangkan Extended C-band mencakup Indonesia dan Malaysia, dan KU-band mencakup seluruh Indonesia.
Satelit Telkom-3 diluncurkan pada Selasa (7/8) pukul 02.31 WIB dari Baikonus Cosmodrome di Kazakhtan. Ia juga mengatakan bahwa kejadian Telkom-3 itu tidak memiliki dampak terhadap operasional dan layanan perusahaan. Saat ini, Telkom masih mengoperasikan satelit Telkom-1 dan Telkom-2.
"Selain itu, kami menggunakan transponder dari beberapa oprator satelit lain untuk mendukung operasional perusahaan. Sementara ini, jika diperlukan tambahan transponder untuk memenuhi kebutuhan bisnis, kami akan menggunakan transponder sari satelit lain," paparnya.