EKBIS.CO, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, tingkat inflasi bulanan Agustus sebesar 0,95 persen masih wajar meskipun berbeda dengan perkiraan Bank Indonesia pada akhir Agustus lalu.
"Bukan sesuatu yang luar biasa perbedaan itu, memang realisasinya sedikit di atas perkiraan kita, tapi normal saja," kata Darmin usai menghadiri rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di Jakarta, Selasa (4/9).
Menurut Darmin, perbedaan prediksi inflasi yang banyak dipengaruhi oleh waktu Idul Fitri itu juga disebabkan oleh dampak dari kekeringan di Amerika Serikat yang memicu kenaikan beberapa komoditas pangan tertentu.
"Selain itu bisa juga karena perbedaan waktu beberapa hari, angka kita kan keluarnya seminggu sebelum diumumkan, jadi mungkin saja di minggu berikutnya ada kenaikan agak tinggi," katanya.
Seperti yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin, tingkat inflasi bulanan Agustus secara nasional hampir mencapai angka satu persen atau tepatnya 0,95 persen yang banyak dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan selama musim Lebaran.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan kenaikan harga jasa angkutan yang terjadi di 44 kota indeks harga konsumen (IHK) berkisar rata-rata sebesar 13,78 persen dengan andil 0,1 persen terhadap inflasi.
BPS juga mencatat laju inflasi tahun kalender berjalan (Januari-Agustus) tercatat sebesar 3,48 persen sementara laju inflasi secara tahunan (yoy) sebesar 4,58 persen.
Sebelumnya Bank Indonesia memprediksi inflasi bulanan Agustus akan berkisar di kisaran 0,7-0,8 persen dengan inflasi tahunan (yoy) diprediksi berkisar sebesar 4,5 persen.