EKBIS.CO, JAKARTA- Mata uang rupiah Senin (17/9) masih minim fluktuasi sehingga nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pagi ini belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.500 per dolar AS.
"Eforia pada akhir pekan lalu kemungkinan masih berlanjut pada hari ini meski cenderung kurang ramai. Untuk rupiah kemungkinan bergerak cenderung mendatar," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS masih mempunyai ruang hal itu dipicu beberapa pelaku pasar yang masih masuk ke dalam mata uang berisiko.
"The Fed yang melakukan kebijakan pelonggaran kuantitatif atau 'quantitative easing' (QE) pada pekan lalu, masih menjadi beban dolar AS karena hal tersebut sama saja dengan mencetak lebih banyak uang," katanya.
Ia mengatakan, sentimen positif bagi mata uang berisiko juga telah terbentuk sebelumnya paska Mahkamah Konstitusi Jerman yang sepakat untuk memberikan dana "bailout" bagi negara-negara zona euro yang terkena krisis utang.
Ia memperkirakan, hingga akhir tahun ini likuiditas pasar uang akan tinggi. Secara teknikal mata uang rupiah diperkirakan dapat berada di bawah level Rp9.400 per dolar AS jika telah melewati level suport di Rp9.450 per dolar AS.
"Rupiah akan kembali masuk pada tren penguatan terhadap dolar AS, dikarenakan sentimen mata uang domestik cenderung mengikuti eksternal," kata Ruly.