EKBIS.CO, JAKARTA -- Mungkin ini merupakan sebuah ancaman. Tapi mungkin juga merupakan cambuk sekaligus dorongan alias motivasi. Bagaimana tidak, penyertaan modal negara (PMN) PT Merpati Nusantara Airlines tidak akan diberikan untuk kali kedua, jika dana tersebut tidak dapat digunakan untuk pengembangan dan kemajuan perusahaan.
Bahkan dengan tegas Menteri BUMN Dahlan Iskan lebih memilih Merpati untuk menutup operasionalnya. "Saya minta maaf kepada teman-teman Merpati, kalau suatu saat teman-teman mau mati, ya mati saja. Saya tidak mau uang negara digelontorkan ke Merpati lagi," ujar Dahlan saat ditemui di sela HUT ke-50 Merpati di Jakarta, Rabu malam (26/9).
Bagi mantan Ditur PT PLN ini, dengan adanya suntikan dana dari pemerintah tersebut hanya akan membuat manajemen Merpati lengah, manja dan tidak maju. Ia mengatakan, perusahaan bisa maju bila seluruh pegawai memiliki motif untuk bangkit dan berkerja.
"Tidak ada sejarahnya maju kalau orang itu dimanjakan. Tetapi dengan dikerasi seperti ini, Merpati kelihatan bergerak, menggeliat, berusaha keras, bangkit, serta masa depannya lebih terang," katanya.
Sebelumnya, pemerintah mengusulkan kepada DPR RI agar Merpati mendapatkan PMN 2012 sebesar Rp 200 miliar. Dana ini untuk pengembangan armada pesawat. PMN ini sekaligus PMN terakhir yang akan diterima maskapai penerbangan perintis tersebut.
Dahlan mengakui, penduduk Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur, akan kehilangan bila Merpati mundur sebagai maskapai penerbangan.
Kendati demikian, Dahlan bangga sekaligus terharu menghadiri HUT ke-50 Merpati Nusantara Airlines. Ia menyadari, betapa susahnya Merpati ketika ia dilantik menjadi menteri BUMN tahun lalu. Walau berbagai upaya telah dilakukan untuk bangkit, namun itu terasa tidak gampang.
"Tetapi saya lihat sekarang ini tanda-tanda kehidupan sudah lebih jelas, sehingga kalau ultah 50 tahun sekalian menjadikan rebound-nya Merpati," ungkapnya.
Ia menghargai kerja keras seluruh manajemen Merpati untuk segera membuka lembaran baru menyongsong hidup yang lebih baik di masa mendatang.