EKBIS.CO, JAKARTA---PT Bank Negara Indonesia (Persero) tbk menghapus buku kredit ritel sebesar Rp 220 miliar. Penghapusan ini membuat kredit ritel BNI turun hingga 18,4 persen pada kuartal tiga 2012.
Kredit ritel BNI turun dari Rp 3,5 triliun pada September 2011 menjadi Rp 2,9 triliun pada September 2012. Direktur Konsumer BNI, Darmadi Sutanto mengatakan kredit ritel yang dihapus buku tersebut merupakan kredit dengan nilai Rp 1 miliar ke bawah.
"Kredit yang dihapus itu hanya untuk kredit yang diberikan kepada nasabah non fixed income atau kepada pengusaha," ujarnya, di Jakarta, Senin (22/10).
Selain kredit ritel, kredit internasional BNI juga menurun hingga 10,1 persen. Kredit internasional menurun dari Rp 7,05 triliun menjadi Rp 6,34 triliun pada September 2012. Penurunan ini karena BNI mengurangi kredit yang berdenominasi dolar AS.
Pertumbuhan kredit BNI yang paling tinggi terjadi pada kredit konsumer. Kredit konsumer mencapai Rp 37,7 triliun, naik 31,3 persen dari Rp 28,7 triliun pada September 2012. Porsi kredit konsumer ini mencapai 20,5 persen dari total kredit BNI.
Sementara itu, kredit korporasi masih mendominasi kredit BNI dengan porsi 35,1 persen. Kredit korporasi naik 6,2 persen pada kuartal tiga 2012 menjadi Rp 64,7 triliun dari Rp 60,9 triliun di periode yang sama sebelumnya.
Hingga kuartal tiga 2012, BNI membukukan kredit Rp 184,5 triliun, naik 14,8 persen dari Rp 160,71 triliun di September 2011. Rasio kredit bermasalah atau NPL gross dari kredit ini turun dari 3,8 persen menjadi 3,4 persen.