EKBIS.CO, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) tetap menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 5,75 persen selama 10 bulan terakhir.
Suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan perkiraan tingkat inflasi yang rendah hingga akhir 2012 sebesar 4,5 persen deviasi 1 persen.
Suku bunga acuan BI diprediksi baru naik pada tahun depan. Kepala Ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan, memperkirakan BI rate naik sekitar 25 basis points (bps) dari level 5,75 persen di akhir 2012.
Kenaikan ini mengikuti tingkat inflasi yang diperkirakan naik menjadi 6 persen. “Inflasi sekitar 6 persen dengan asumsi tidak ada kenaikan harga BBM, BI rate mungkin naik sekitar 25 bps,” ujar Anton.
Tingkat BI Rate dipertahankan bank sentral di level 5,75 persen sejak Februari 2012. Suku bunga tersebut dipandang masih konsisten dengan sasaran inflasi 2012 sebesar 4,5 persen deviasi 1 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada Oktober 2012 dinilai bergerak dengan intesitas tekanan yang menurun. Rupiah melemah sebesar 0,36 persen (bulan ke bulan) ke level Rp9.605 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (bulan ke bulan) menjadi Rp9.593 per dolar AS.
Penurunan intensitas tekanan terhadap rupiah sejalan dengan menurunnya defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran yang surplus. Selain itu, modal asing juga terus masuk baik investasi langsung maupun portofolio.
Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Perry Warjiyo, mengatakan inflasi inti masih tetap terkendali karena hanya dipengaruhi komponen kontrak sewa rumah.
Komponen kontrak sewa rumah dalam membentuk inflasi berkontribusi sekitar 7 persen. “Sehingga, kalau bulan depan tidak ada kenaikan seasonal (musiman), saya kira inflasi dan inflasi inti masih akan tetap,” ujarnya.