Ahad 18 Nov 2012 12:26 WIB

CSR BNI Raih Predikat Terbaik di ASEAN

Rep: Nur Aini/ Red: Chairul Akhmad
 Salah satu kantor cabang BNI 46.
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Salah satu kantor cabang BNI 46.

EKBIS.CO, PHNOM PENH – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraih predikat sebagai perusahaan terbaik dalam mengelola urusan ketenagakerjaan dan pemeliharaan lingkungan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di Asia Tenggara.

Predikat terbaik itu dikukuhkan oleh The ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) melalui dua penghargaan yang mereka kemas dengan ASEAN Business Award (ABA) 2012.     

Dua penghargaan yang diperoleh BNI adalah Most Admired Enterprise in the Employment Category dan Most Admired Enterprise in the Corporate Social Responsibility Category.

Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, mengatakan secara keseluruhan, program-program BNI akan bermuara pada tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan pembangunan ekonomi Indonesia.

“Penghargaan ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada seluruh staf BNI untuk terus berprestasi,” ujarnya dalam siaran tertulis, Ahad (18/11).

Sebagai pengelola ketenagakerjaan terbaik, BNI dinilai mampu menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya terus tumbuh, tingkat perpindahan pekerja (staff retention rate/turnover indicator) yang terus menurun, serta anggaran pelatihan staf yang memadai. 

Jumlah lapangan kerja baru yang diciptakan dapat dilihat dari jumlah peluang kerja yang terus bertambah. Pada 2009, jumlah peluang kerja baru di BNI masih 1.689 orang, mulai dari pegawai rendah hingga pegawai berpengalaman. Pada  2010, jumlahnya bertambah menjadi 2.465 orang dan melonjak menjadi 5.380 pada tahun 2011.

Adapun tingkat perpindahan pegawai (turnover) di BNI menunjukkan kecenderungan menurun. Pada Desember 2010, turnover masih ada di level 3,1 persen, kemudian melonjak pada Desember 2011 menjadi 4,5 persen, dan pada Juni 2012 menurun lagi ke level 2,2 persen.

Hal ini disebabkan oleh pertama, beragamnya fasilitas yang dinikmati pegawai BNI. Kedua, tingkat keterlibatan pegawai yang tinggi. Ketiga, berlakunya intervensi program matrik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement