EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah diprediksi terus menguat memasuki 2013. Hal itu sejalan dengan perbaikan dalam indikator perekonomian Indonesia.
Direktur Eksekutif Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan surplus Neraca Pembayaran (NPI) akan meningkat hingga 1,5 miliar dolar AS pada kuartal IV 2012. Pada kuartal III 2012, surplus NPI telah mencapai 834 juta dolar AS.
“Dengan adanya kecenderungan NPI surplus di kuartal IV, tekanan nilai tukar rupiah jauh berkurang, “ ujarnya di Jakarta, akhir pekan ini.
Surplus NPI diprediksi terus berlanjut tahun depan. Hal itu akan didorong oleh penguatan investasi asing. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 6,5 persen pada 2013 akan menarik lebih banyak investor asing.
“Pertumbuhan ekonomi 6,5 persen dan laba perusahaan 20 persen, akan lebih banyak menarik investasi tahun depan, “ ujar Perry.
Investasi modal asing hingga akhir 2012 diprediksi mencapai 19 miliar dolar. Pasokan dolar ke Indonesia dari modal asing ini akan ditambah dengan kebijakan Amerika Serikat terkait pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing ketiga (QE3). Berlebihnya pasokan dolar ini kemudian akan memperkuat nilai tukar rupiah tahun depan.
Nilai tukar rupiah 2013 pun akan lebih baik dibandingkan kondisinya pada kuartal II sampai kuartal III 2012. Bank sentral mencatat depresiasi rupiah pada kuartal II sebesar 2,65 persen dari kuartal I ke level Rp 9.393 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 2,27 persen menjadi Rp 9.277 per dolar AS.
Sementara, nilai tukar rupiah pada Oktober 2012 melemah sebesar 0,36 persen (bulan ke bulan) ke level Rp9.605 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (bulan ke bulan) menjadi Rp9.593 per dolar AS.