EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina berencana mengakuisisi 32 persen saham Petrodelta S.A, Venezuela. Rencana ini diharapakan bisa terealisasi sebelum akhir Desember 2012.
"Kalau semua aspek yang menjadi dasar pertimbangan perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan Venezuela tersebut dapat diselesaikan, maka pada akhir tahun ini rencana itu dapat saya setujui," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan, Rabu (5/12). Menurut Dahlan, rencana Pertamina untuk masuk ke perusahaan Venezuela tersebut sudah dilakukan secara komprehensif oleh Pertamina.
Dengan akuisisi ini, Pertamina berharap dapat mempercepat pengembangan cadangan milik Petrodelta yang substansial untuk manfaat bersama bagi semua pemegang saham.Pertamina dalam hal ini meminta dukungan pemerintah untuk ikut turun tangan membuka forum goverment to goverment (G to G).
Dahlan menjelaskan, dalam kajian rencana pembelian tersebut mengikutkan aspek politik yang terjadi di negara itu terkait dengan Pemilihan Umum Venezuela. "Bagaimana hasil Pemilu, apakah ada perubahan politik setelah Pemilu. Bila ternyata Presiden Hugo Chaves terpilih kembali, kita lihat kabinetnya, dan ternyata kondisi politik di sana aman, jadi kita lanjutkan," ujar Dahlan.
Petrodelta adalah operator dan pemegang hak konsesi dari Pemerintah Venezuela hingga 2027. Mereka mengeksplorasi, mengembangkan, memproduksi, dan mengelola blok migas yang terdiri dari lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno, dan Temblador. Total wilayah cakupan sekitar 1.000 kilometer persegi.
Berdasarkan sertifikasi dari Ryder Scott tahun 2012 dan sesuai dengan pedoman dari US Securities and Exchange Commission, lapangan Petrodelta mengandung cadangan terbukti dan mungkin (proven & probable). Total mencapai sekitar 486 juta barrel ekuivalen minyak bumi.
Dahlan menambahkan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Pertamina terus mendorong perseroan untuk mengembangkan bisnisnya ke tingkat regional. "Selama ekspansi sudah dilakukan melalui prinsip kehati-hatian dan merupakan bagian dari aksi korporasi, maka kami mendukung langkah Pertamina untuk "go internasional," ujarnya.