EKBIS.CO, JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menyimpulkan pertumbuhan kredit melambat tipis. Angkanya turun dari 22,9 persen tahun ke tahun (yoy) pada September 2012 menjadi 22,8 persen. Perlambatan tersebut terutama terjadi pada kredit konsumsi.
Direktur Eksekutif Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Dody Budi Waluyo memaparkan, kredit konsumsi tumbuh 18,9 persen, lebih rendah dari 19,6 persen pada September, dan 19,9 persen pada Agustus. "Penurunan kredit konsumsi akibat terdampak aturan loan to value (LTV) atau pembatasan uang muka pembiayaan kredit kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor," ujarnya, Selasa (11/12).
Sementara itu, kepala ekonom Bank Mandiri, Destri Damayanti menyatakan, penurunan kredit konsumsi kali ini lebih didorong karena turunnya kredit sektor pertambangan dan agrikultur. Perusahaan yang menghasilkan komoditas dari kedua sektor tersebut cenderung mengurangi produksinya tahun ini akibat ketidakpastian ekonomi global.
Berbeda dengan kredit konsumsi, kredit modal kerja bertumbuh 22 persen yoy, lebih tinggi dari 21,9 persen sebulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi di kredit investasi sekitar 30,3 persen. "Kredit investasi ke depannya akan lebih banyak ditujukan ke kredit bahan baku, dan kredit otomotif," kata Destri.
Hingga akhir tahun, BI yakin target pertumbuhan kredit 23-24 persen tercapai. BI meyakini stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga. Khususnya karena fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring peningkatan kinerja perekonomian nasional.