Jumat 21 Dec 2012 16:29 WIB

Peruri Tuntaskan Akuisisi Kertas Padalarang

Red: Taufik Rachman

EKBIS.CO, JAKARTA--Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) akhirnya menambah kepemilikan sahamnya pada PT Kertas Padalarang setelah merampungkan akuisisi 7,74 persen saham Pemerintah pada produsen kertas tersebut.

"Akuisisi 7,74 persen saham Padalarang sudah dituntaskan pada akhir November 2012," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto, di Jakarta, Jumat.

Menurut Pandu, dengan akuisisi tersebut maka Peruri menjadi mayoritas di Padalarang dengan menguasai saham sebesar 91,19 persen. Sedangkan sisa saham Padalarang sebesar 8,72 persen dikuasai PT Pengelola Investama Mandiri (PIM).

Setelah menjadi pemegang saham mayoritas Kertas Padalarang, Peruri akan mendorong perusahaan itu untuk menjadi produsen "security paper mill"

Meski begitu, ia tidak merinci lebih lanjut nilai akuisisi saham pemerintah sebesar 7,74 persen yang dimaksud.

Pandu hanya menjelaskan bahwa penyelesaian akuisisi tersebut merupakan bagian dari program Right Sizing (pemangkasan jumlah) BUMN melalui pola privatisasi yang dilakukan di sejumlah BUMN.

Pandu menjelaskan, tiga BUMN lainnya yang saat ini dalam proses penyelesaian privatisasi adalah PT Primissima yang akan diambilalih Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), dan PT Sarana Karya yang akan dikuasai PT Wijaya Karya (WIKA), dan PT Rukindo akan dialihkan ke PT Pelindo.

Saham pemerintah sekitar 52,79 persen yang terdapat pada Primisissima akan dialihkan kepada GKBI, sedangkan saham pemerintah pada Sarana Karya sebesar 100 persen diambilalih WIKA.

Primissima produsen tekstil dan pemintalan ini mengalami keterlambatan produksi, pemasaran dan ekspor yang terus menurun, serta adanya persaingan dari negara tetangga yang berpengaruh terhadap permintaan pasar.

Bahkan, marjin yang negatif karena perusahaan mengalami kerugian pada periode 2006-2009.

Sedangkan Sarana Karya dalam lima tahun terakhir memiliki ekuitas negatif serta mengalami kerugian sehingga sulit untuk mendapatkan pendanaan.

"Ke tiga BUMN tersebut terus melakukan valuasi terhadap nilai akuisisi perusahaan. Diharapkan pada tahun 2013 akuisisi tersebut dapat difinalisasi," kata Pandu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement