EKBIS.CO, JAKARTA -- Akhir kuartal ketiga merupakan pencapaian yang menyedihkan bagi PT Bumi Resources Tbk. Perusahaan batu bara tersebut mengalami kerugian mencapai Rp 6,3 triliun.
Penyebabnya adalah penurunan laba bersih dari entitas asosiasi yaitu 6,7 juta dolar AS (Rp 64 miliar) dan laba atas transaksi derivatif sebesar 422 juta dolar AS (Rp 4,07 triliun). "Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di semester pertama," ujar analis Trust Securities Reza Priyambada kepada Republika, Kamis (3/1).
Kerugian ini otomatis akan mengancam harga saham. Pasalnya pasar akan melihat dampak tersebut sehingga berbondong-bondong menjauhi saham BUMI. Pelaku yang tadinya berharap positif terhadap kinerja perseroan akan melihat bagaimana si perusahaan dalam mengelola dana dan biaya yang muncul.
Pelaku juga memperhatikan bagaimana perseroan mengelola dana yang ada setelah harga batu bara saat ini mulai merangkak naik. Apalagi sektor tambang juga menunjukkan pergerakan positif.
Belakangan ini harga batu bara mengalami rebound. Saat ini harganya berada ri 90-93 dolar AS per ton. Dibandingkan tahun lalu harga batu bara masih jauh. Akan tetapi harga ini masih lebih baik dibandingkan jelang akhir tahun lalu yaitu di angka 87-88 dolar AS per ton.
Ketika ditanya apakah kinerja ini dipengaruhi oleh kisruh yang terjadi di tubuh BUMI, Reza mengatakan hal tersebut berhubungan namun tidak terlalu signifikan. Kinerja sebuah perusahaan dilihat dari bagaimana perusahaan tersebut memperoleh penjualan. "Dari perolehan penjualan yang diterima juga dilihat bagaimana mereka mengelola keuangan dan biaya yang muncul," ujar Reza.