Kamis 10 Jan 2013 15:34 WIB

Ekonom: Pemerintah Harus Hati-hati Naikan BBM

Rep: Friska Yolanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
BBM (ilustrasi)
Foto: Corbis RF
BBM (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Ekonom menilai pemerintah harus berhati-hati dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya tingkat kepercayaan masyarakat masih belum memungkinkan pemerintah melakukan hal tersebut.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah saat ini masih dalam tahap pemulihan. Pemerintah perlu menaikkan indeks kepercayaan di level yang lebih tinggi sebelum mengeksekusi kenaikan harga BBM.

"Indeks kepercayaan masyarakat berada di titik terendah sepanjang sejarah pada Maret 2012," ujar Purbaya dalam Danareksa Indonesian Investment Outlook 2013 di Jakarta, Kamis (10/1). Penurunan akibat adanya isu kenaikan BBM oleh pemerintah.

Saat ini indeks kepercayaan mulai membaik. Namun Purbaya menilai nilainya belum mencukupi bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM. BBM merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu dari sektor konsumsi. Sektor ini diperkirakan akan tumbuh 4,5 persen.

Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan inflasi. Pada 2013 inflasi masih akan berada di level 4,3 persen apabila pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Namun bila hal tersebut terjadi, maka inflasi akan ikut meningkat. Jika BBM naik 50 persen, maka inflasi akan naik menjadi di atas 8 persen.

Purbaya menambahkan tingkat kepercayaan masyarakat juga dipengaruhi oleh tidak optimalnya penyerapan anggaran oleh pemerintah. Sejak 2008 terlalu banyak dana yang tidak terserap secara optimal. "Tanpa adanya perbaikan penyerapan anggaran, menaikkan harga BBM tidak akan berdampak positif terhadap perekonomian," ujar Purbaya.

Selain konsumsi, sektor yang juga masih akan tumbuh di 2013 adalah investasi. Tahun ini investasi diperkirakan akan tumbuh 10 persen.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement