EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, Jumat (29/11/2024) malam. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh ratusan bankir dan pelaku sektor keuangan nasional itu, Presiden berpidato di luar teks yang sudah disiapkan. Presiden terlihat bersemangat karena di awal pidatonya, ia berpidato sambil mengepalkan tangannya di atas podium.
Ketika itu Presiden membahas soal tema besar yang diajukan BI dalam pertemuan kali ini, yakni sinergi. Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo selama 40 menit memaparkan serangkaian langkah yang diambil BI untuk bersinergi dengan pemerintah, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk menjaga dan menumbuhkan perekonomian nasional.
"Sinergi! Saya sangat senang dengan tema ini, karena inilah kunci daripada kebangkitan suatu bangsa," kata Presiden, sambil mengayunkan tangannya dengan jari terkepal di atas podium pidato.
Menurut Presiden, sinergi, kolaborasi, kerjasama, persatuan, kerukunan, adalah rumus keberhasilan satu bangsa. Ia menekankan, sejarah sudah membuktikan, hanya negara yang elitnya bisa rukun dan bersatu, yang elitnya bisa kerjasama, negara itu akan bangkit!" kata Presiden, dengan kembali mengepalkan tangan.
Presiden menilai, dengan tema sinergi ini maka Gubernur BI dan pengendali perbankan di Indonesia, "You are on the right track!" Ia melanjutkan, "Semangat seperti ini artinya cinta tanah air, kalau ada kesadaran sinergi dan ada pemahaman bahwa stabilitas yang memungkinkan transformasi suatu bangsa berarti kita berada di dalam kondisi yang kuat!" kata Prabowo.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo mengajak para pemangku kepentingan untuk menguatkan sinergi menghadapi gejolak global. “Mari kita perkuat sinergi untuk melindungi negara, bangsa, dan rakyat dari gejolak global,” katanya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Gedung BI, Jakarta, Jumat.
Di bidang ekonomi, sinergi bauran kebijakan transformasi ekonomi nasional perlu semakin diperkuat, terutama dalam lima area penting. Mulai dari sinergi memperkuat stabilitas makroekonomi dan stabilitas sisi keuangan, sinergi mendorong permintaan domestik (khususnya konsumsi dan investasi), sinergi meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional, sinergi pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian, serta sinergi digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.
Dia menekankan bahwa stabilitas sangat penting bagi negara manapun untuk bisa tumbuh tinggi. Indonesia sendiri diakui secara internasional sebagai negara dengan disiplin tinggi dalam hal sinergi memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Sinergi fiskal dan moneter yang sangat erat perlu semakin kita perkuat ke depan. Dalam pengendalian inflasi, defisit fiskal, stabilisasi rupiah, dalam penerbitan SPN (Surat Perbendaharaan Negara) pemerintah dan juga operasi moneter Bank Indonesia, juga efektivitas peraturan DHE-SDA (Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam). Sinergi KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) menjaga stabilitas sisi keuangan sekaligus implementasi Undang-Undang P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan) dalam pengawasan dan resolusi permasalahan lembaga keuangan, pendalaman pasar keuangan, literasi keuangan, dan perlindungan konsumen,” kata Perry.