EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meminta kepada instansi terkait untuk menjaga agar impor pangan tidak melampaui batas. Seruang itu diungkapkannya saat memberikan pidato kunci dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Kementerian Pertanian, Rabu (16/1).
"Kendalikan impor (pangan) dengan bijak," tutur Hatta. Peringatan Hatta tak lepas dari tingginya impor pangan pada 2012.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor pangan per November 2012 mencapai 1,8 juta ton senilai 921 juta Dolar AS atau sekitar Rp 8,8 triliun. Secara komulatif, sejak Januari hingga November 2012, impor komoditas pangan mencapai 16 juta ton senilai 8,5 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 80,75 triliun.
Pangan yang masuk ke dalam negeri memang terus meningkat, khususnya di tiga bulan terakhir selepas Juli 2012. Per Agustus 2012, impor pangan mencapai 1,2 juta ton senilai 589 juta Dolar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun.
Sedangkan per September 2012, angkanya meningkat ke 1,5 juta ton senilai 743 juta Dolar AS atau sekitar Rp 7,1 trilun. Per Oktober, impor pangan tercatat 1,7 juta ton senilai 907 juta Dolar AS atau sekitar Rp 8,7 triliun.
Hatta menjelaskan, pengendalian impor pangan dibutuhkan mengingat neraca perdagangan mengalami defisit pada 2012. Terakhir pada November 2012, neraca perdagangan Indonesia defisit 478,4 juta Dolar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun.
"Masih ada tekanan kepada neraca perdagangan (di tahun ini)," ujar Hatta. Untuk meminimalisir impor pangan, Hatta menyebut pemerintah memberikan dukungan penuh demi tercapainya kemandirian pangan.
Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk tingginya anggaran yang berkaitan dengan pertanian, khususnya di bidang infrastruktur. Sebagai catatan, anggaran infrastruktur secara keseluruhan mencapai Rp 403 triliun di 2013. "Sektor pertanian tidak bisa sendirian. Butuh dukungan sektor lain agar sasaran tercapai," kata Hatta.