Ahad 20 Jan 2013 08:45 WIB

Cuaca Buruk Tingkatkan Inflasi Januari

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa, diperkirakan meningkatkan inflasi lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Namun, Bank Indonesia (BI) memperkirakan secara month to month inflasi yang ditimbulkan itu hanyalah inflasi sesaat.

Asisten Gubernur BI, Perry Waljiyo, mengatakan survei BI setiap pekannya mencatat cuaca ekstrem akibat hujan yang sangat deras sepanjang Januari ini akan mendongkrak inflasi Januari.

"Banjir yang melanda sejumlah besar ruas jalan misalnya akan memicu inflasi sekitar 0,9 persen atau hampir satu persen," kata Perry. Namun, inflasi tersebut akan kembali turun pada Februari hingga Juni 2013.

Berdasarkan hasil pemantauan BI beberapa tahun ini, kata Perry, inflasi Januari memang cenderung tinggi. Inflasi kembali turun pada Februari-Juni dan kembali naik pada Juli-Agustus. Tinjauan kebijakan moneter BI memperkirakan inflasi 2013 akan berkisar 4,5 persen ± 1 persen.

Menurut Perry, inflasi keseluruhan akhir 2013 adalah 4,9 persen. Itu masih masuk dalam asumsi BI. Meskipun, proyeksi tersebut lebih tinggi dari inflasi tahunan pada 2012 sebesar 4,30 persen.

"Inflasi 4,9 persen di akhir tahun itu sudah termasuk di dalamnya inflasi karena faktor cuaca buruk, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL), dan kenaikan upah buruh," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement