EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa) meramaikan persaingan industri asuransi di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Amanah Githa optimis meraih posisi depan di industri jiwa syariah di Indonesia.
Direktur Utama Amanah Githa, Azwir Arifin, mengatakan peluang asuransi jiwa syariah di Indonesia sangat luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator utama, seperti besarnya jumlah penduduk Muslim di Indonesia dan penetrasi asuransi yang masih rendah.
Selain itu, meningkatnya kelas menengah yang produktif, pertumbuhan aset asuransi jiwa syariah dan pertumbuhan signifikan kontribusi atau premi juga menjadi angin segar bagi perkembangan bisnis asuransi jiwa syariah di Indonesia.
Menurutnya dengan captive market besar dari penggabungan pasar karyawan Perhutani dan tempat-tempat wisata yang tersebar di Jawa dan anggota/alumni ESQ 165 serta strategi pemasaran agresif, Amanah Githa akan dapat menjangkau nasabah dalam jumlah besar dan memperkuat portofolio bisnisnya. "Amanah Githa akan memainkan penting dalam memenuhi kebutuhan asuransi syariah melalui produk inovatiif yang didukung teknologi tinggi dan dioperasikan sumber daya manusia profesional," ujar Azwir, saat launching Amanah Githa, di Menara 165, Jakarta, Rabu (23/1).
Amanah Githa telah memiliki izin operasional dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 24 September 2012 sebagai perusahaan asuransi jiwa yang full syariah. Saat ini terdapat empat perusahaan asuransi jiwa yang full syariah dari 47 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.
Pihak Perhutani melalui dana pensiun Perhutani dan ESQ 165 menjadi pemegang saham Amanah Githa. "Mereka tertarik untuk masuk ke dalam bisnis asuransi jiwa syariah karena dipastikan tumbuh signifikan," katanya.
Aset Amanah Githa sebesar Rp 80 Miliar. Adanya aturan spin off tidak membuat Amanah Githa gentar dalam persaingan. Pasalnya Amanah Githa adalah satu-satunya milik nasional mengingat 95 persen sahamnya milik Perhutani. "Target kami Rp 31 Miliar di 2013," katanya.