Kamis 14 Feb 2013 13:18 WIB

Suplai dan Distribusi Penyebab Harga Daging Tinggi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Nidia Zuraya
Penjual daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Penjual daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

EKBIS.CO, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa menduga harga daging sapi yang terus meroket bisa jadi karena suplai yang tidak cukup. Selain itu, ia juga menduga distribusi tidak berjalan dengan baik.

“Apa penyebab tinggi harga ini, menurut saya hanya dua saja kemungkinan. Pertama, mungkin suplai tak cukup tetapi kalau suplai masih tinggi juga tak cukup masih tinggi juga. Mungkin ada distribusi atau tata niaga yang tak jalan tak baik,” katanya saat ditemui di Kantor Presiden, Kamis (14/2).

Menurutnya, harus segera dilakukan langkah-langkah untuk menstabilkan harga. Ia juga mengatakan persoalan-persoalan tersebut harus dibongkar. Apakah benar-benar penyebabnya karena suplai yang tidak cukup karena permintaan meningkat atau suplainya kurang.

Karena itu, lanjut Hatta, pihaknya meminta kepada Menteri Pertanian, Suswono untuk mengecek suplai dan permintaan yang cukup atau tidak untuk konsumsi dalam negeri.  “Langkah ini harus segera dilakukan, kalau tidak maka harga daging itu tetap tren meningkat,” katanya.

Menko Perekonomian juga meminta agar semua pihak tidak berspekulasi sebelum ada faktanya. "Kita jangan berspekulasi, ada kartel ada ini. Ada kartel kita sikat, tapi kalau nggak ada kartel ternyata suplay kurang maka ini harus dipecahkan," ungkapnya.

Ia akan segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk bersama-sama berkerja keras mengatasi terjadinya lonjakan harga daging sapi dipasaran. "Nanti kita koordinasikan, ada solusi untuk mengatasi harga agar kembali stabil," ujanya.

Hatta mengungkapkan, para pedagang meminta agar harga daging bisa stabil di kisaran Rp 75 ribu per kilogram (kg). "Kalau sekarang harganya Rp 80 ribu-Rp 90 ribu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement