EKBIS.CO, JAKARTA -- Pasar-pasar di kawasan Asia masih memberikan sumbangan pada pendapatan yang tinggi. Kondisi ini didorong oleh perekonomian negara-negara Asia yang terus tumbuh, meski ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa belum bangkit dari keterpurukan.
Direktur Utama, yang juga merangkap CEO Maybank, Dato Sri Abdul Wahid Omar mengatakan belum bangkitnya ekonomi Eropa dan Amerika Serikat mendorong para investor melakukan terobosan untuk mencari pasar baru yang bisa memberikan pendapatan. "Karena itu, Maybank terus melakukan pendekatan ke pasar Asia khususnya Indonesia dan Singapura --yang memberikan kontribusi cukup tinggi," ujarnya, Jumat (22/2).
Sri Abdul Wahid Omar menuturkan, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai di atas enam persen (6,5 persen) mampu memberikan pendapatan tinggi bagi Maybank melalui anak usahanya di Indonesia, Bank International Indonesia (BII). "Maybank melihat pasar Asia sangat potensial untuk digarap lebih serius," tambahnya.
Pembiayaan sektor Usaha kecil dan menengah (UKM) belum maksimal diakui dia, telah mendorong Maybank untuk meningkatkan pertumbuhan kredit BII di Indonesia sebesar 22 persen pada tahun ini. Menurutnya, UKM di Indonesia masih besar dan masih banyak yang belum digarap.
Untuk meningkatkan usahanya, lanjut dia, maka BII akan mendapatkan tambahan modal dalam upaya menambahkan kantor-kantor cabang untuk dapat menjaring nasabah besar. Maybank pada awalnya memasukkan dana ke BII sebesar sembilan persen dan terus naik menjadi 10 persen, 12 persen, 15 persen bahkan telah mencapai 18 persen. BII saat ini memiliki nasabah sebanyak empat juta orang.
Maybank, menurut dia, harus dapat berkembang lebih jauh agar bisa menjadi bank yang paling utama di Asia, saat menempati posisi keempat di Asia. Apalagi negara-negara ASEAN berencana membuat sebuah bank dalam upaya memenuhi kebutuhan antarnegara.
Ia menambahkan, prospek pertumbuhan ekonomi ASEAN tetap tinggi, karena negara di kawasan itu memperbaiki infrastruktur dalam mendukung tumbuhnya ekonomi lebih jauh. Selain itu UKM di kawasan itu telah menyadari pentingnya infrastruktur untuk meningkatkan daya saingnya lebih jauh.