EKBIS.CO, SEOUL -- Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan gas untuk terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) Lampung. Jaminan tersebut disampaikan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo dan Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J Widjanarko di Seoul, Korsel, Kamis (28/2).
Keduanya ditemui usai menghadiri peresmian dimulainya pembangunan (keel laying) FSRU Lampung di Galangan Kapal No 9, Kompleks Hyundai Heavy Industries Co Ltd, Ulsan, Korsel.
Susilo mengatakan, pemerintah tentunya akan memprioritaskan pasokan FSRU Lampung yang sudah terlihat progres pembangunannya dan ditargetkan selesai pada Juni-Juli 2014. "Pasokan bisa berasal dari Tangguh (Papua,red) atau Bontang (Kaltim,red)," ujarnya.
Dengan demikian, lanjutnya, meski belum tercantum dalam surat alokasi Menteri ESDM, PGN tidak perlu khawatir. "Gas pasti ada. Jangan ragu untuk membangun," tegasnya.
Di sisi lain, kata Susilo, PGN juga mesti mempertimbangkan opsi impor LNG kalau memang harganya murah.
Widjonarko menambahkan, PGN akan memperoleh gas dari Kilang Tangguh, Papua yang sebelumnya diekspor ke Sempra, AS. "Sepertinya dapat 16-20 kargo per tahun mulai 2014," katanya.
Menurut dia, PGN mesti segera menindaklanjuti dengan melakukan perjanjian jual beli LNG (gas sales agreeement/GSA) dengan pengelola Tangguh, BP Berau Ltd. SKK Migas, ungkapnya, akan menfasilitasi GSA. Setelah ada GSA, sambungnya, maka tinggal menunggu penetapan Menteri ESDM Jero Wacik.
Sementara, Direktur Pengusahaan PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan, pembangunan FSRU Lampung merupakan instruksi pemerintah. "Jadi, kami yakin pemerintah akan menyediakan gasnya," katanya.
PGN, lanjutnya, juga sudah menandatangani kontrak penyewaan FSRU Lampung dengan Hoegh LNG Ltd. PGN sudah memulai tahapan pembangunan FSRU Lampung.
FSRU Lampung mempunyai kapasitas penyimpanan 170.000 meter kubik atau mampu mengalirkan gas hingga 240 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Fasilitas yang dibangun Hyundai itu dimiliki perusahaan asal Norwegia, Hoegh LNG Ltd dan PT Rekayasa Industri.
PGN akan menyewa FSRU Lampung dari Hoegh selama 20 tahun dengan biaya sewa 140 ribu dolar AS per hari. Di luar itu, PGN juga mengeluarkan investasi sekitar 300 juta dolar AS berupa pembangunan mooring system senilai 104 juta dolar AS, stasiun dan perpipaan 150 juta dolar AS, serta sisanya biaya persiapan.
PGN optimistis FSRU beroperasi sesuai jadwal pada Juni-Juli 2014. Gas FSRU Lampung akan dipasok ke para pelanggan di Lampung dan Jawa bagian barat melalui pipa transmisi Sumsel-Jawa bagian barat (SSWJ).