EKBIS.CO, JAKARTA -- Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, saat ini infrastruktur gas di Indonesia seperti pipa dan FSRU masih kurang. Kondisi tersebut membuat pemanfaatan gas bumi Indonesia belum bisa maksimal untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Panjang pipa gas hilir di Indonesia misalnya tak lebih dari 10.000 km,'' kata Wiratmaja di Jakarta. ''Demikian pula, FSRU juga masih kurang.''
Wiratmaja mengatakan keberadaan infrastruktur yang minim itu membuat gas bumi Indonesia belum sepenuhnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan domestik. Sehingga, gas bumi Indonesia akhirnya diekspor ke sejumlah negara eksportir.
Wiratmaja secara khusus mengapresiasi fasilitas Unit Penampungan dan Regasifikasi Terapung (Floating Storage and Regasification Unit/FSRU) Lampung yang dinilainya mampu meningkatkan penyerapan produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) domestik.
"FSRU Lampung, yang dikelola PT PGN ini, memiliki dampak strategis bagi peningkatan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri, sekaligus mendukung langkah pemerintah mengurangi ekspor LNG dengan memprioritaskan konsumsi domestik," katanya.
Melalui pembangunan FSRU Lampung oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), kata Wiratmaja, maka ketahanan energi akan semakin kuat dan ekonomi dapat tumbuh berkelanjutan.
Pada Ahad (24/4), kapal kargo LNG kedua dari Kilang Tangguh, Papua, merapat di FSRU Lampung setelah kargo pertama tiba pada 2 April 2016. Secara keseluruhan, pada 2016, FSRU PGN Lampung direncanakan mendapatkan pasokan 1,1 juta meter kubik LNG dari kilang Tangguh.