EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengaku akan meninjau ulang kenaikan elpiji tabung 12 kilogram (kg). Pernyataan ini disampaikan Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina Ali Mundakir kepada ROL saat diminta tanggapan mengenai penundaan kenaikan yang dilakukan pemerintah.
"Pertamina memahami concern pemerintah," katanya, Rabu (6/3). "Karenanya, kita akan meninjau kembali rencana kenaikan elpiji 12 kilo ini pada waktu yang tepat,".
Meski demikian, ia belum bisa memastikan kapan. Namun, ungkap Ali, tak bisa dipungkiri, tanpa kenaikan Pertamina terancam rugi lagi hingga 541 juta dolar AS seperti 2012 lalu.
Sebelumnya, Pertamina ingin menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95 ribu per tabung. Angka ini didapat dengan menghitung target penjualan elpiji sebesar 910.721 metrik ton (MT), harga elpiji dunia dari CP Aramco sebesar 917 dolar AS per MT dan kurs rupiah terhadap dolar AS Rp 9.384.
Kenaikan ini juga termasuk penambahan biaya injeksi gas dan biaya angkutan. Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan DPR, Pertamina memang mengaku bakal membebankan dua komponen ini pada konsumen.
Tambahan biaya injeksi akan dipatok sebesar Rp 188 sedangkan biaya pengangkutan sebesar Rp 277. Apabila penyesuaian harga dilakukan, Pertamina dapat mengurangi kerugian hingga Rp 1,1 triliun atau menjadi Rp 3,9 triliun di 2013.