EKBIS.CO, BANDUNG -- Sebanyak 45 UKM menjadi tenant pusat inkubator bisnis Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN) untuk tahun 2013.
Para pelaku UKM tersebut diberi bimbingan teknis 'Program Pendampingan UKM Tenant Melalui Inkubator Bisnis 2013 di 20 Perguruan Tinggi' pada 3-5 April di Bandung.
Program yang terselenggara atas kerja sama Pusat Bisnis Ikopin (PIBI IKOPIN) dengan Kementerian Koperasi dan UMKM RI ini akan berlangsung selama satu tahun.
Menurut Direktur PIBI IKOPIN, Dandan Irawan, banyak program pemberdayaan UKM masih bersifat parsial dan klasikal. Yakni, kegiatan pembinaan yang dilaksanakan terbatas pada kegiatan-kegiatan dalam bentuk pelatihan manajemen, tanpa ditindaklanjuti dengan kegiatan secara berkelanjutan.
Padahal, UKM adalah penunjang perekonomian Indonesia terbesar dan menyerap banyak lapangan pekerjaan. "Dengan inkubasi bisnis, dapat tercipta peluang bisnis, kompetitif dan meningkatkan pembangunan ekonomi di wilayah tertentu, bahkan nasional,"katanya.
Sementara menurut Rektor IKOPIN Burhanudin Abdullah, keberlanjutan UMKM harus terjalin kerja sama semua pihak, terutama pemerintah dan pelaku bisnis itu sendiri. Menurutnya, harus ada konsultasi yang lebih rutin, tak hanya satu atau dua hari.
Selama ini, katanya, bimbingan dan pemberdayaan terhadap UMKM memang masih parsial. Belum lagi sumber daya manusia yang masih belum memadai.
"Memang harus ada perbaikan ke depannya. Program inkubasi bisnis sudah mengusung keberlanjutan. Memang harusnya seperti itu," kata mantan Gubernur BI ini.
Keberlanjutan yang dimaksud, katanya, harus ada langkah-langkah setelah program, misalnya berupa monitoring UKM. "Monitoring tak hanya dari sisi profit, tapi juga kualitas produk semakin baik, dan pasar semakin berkembang,"katanya.
Kemudian, jika pelaku UKM menuai keberhasilan dalam usahanya, harus dapat menularkan ke pelaku UKM lainnya. Inkubasi bisnis sudah dilakukan Ikopin sejak 1994. Program inkubasi ini dilaksanakan di 20 perguruan tinggi di Indonesia.
Di Jawa Barat, universitas yang mendapatkan program ini adalah Ikopin, Institut Pertanian Bogor dan Universitas Surya Kancana di Cianjur. Setiap universitas, diberi anggaran sekitar Rp 800-900 juta.
Program ini akan berlangsung satu tahun dan dilakukan dengan model inkubasi bisnis berupa pelatihan entrepreneurship dan manajemen usaha kecil, konsep penerapan pemasaran pada UKM, e-commerce, administrasi pembukuan sederhana, pengantar business plan, rencana tindak lanjut dan evaluasi pelatihan. Di akhir program, tidak ada bantuan pembiayaan usaha, namun akan dibina agar dapat meningkatkan usahanya.
Asisten Deputi Fasilitasi Bintek UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Karim berharap, kegiatan ini dapat berkembang dan tidak ada satu tenant-pun yang berhenti di tengah jalan.
"Tahun lalu hanya 15 perguruan tinggi, sekarang menjadi 20 perguruan tinggi. Setiap tahun akan ditingkatkan jumlahnya. Untuk tahun 2013, katanya, Kemenkop UKM secara kseluruhan menganggarkan Rp 25 miliar untuk pendampingan dan kegiatan," katanya menandaskan.