EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, PT Pertamina merupakan yang paling layak untuk mengelola blok Mahakam. Selain meningkatkan kinerja dari BUMN itu di masa datang, tetapi juga sebagai kebanggaan anak bangsa. Dahlan meyakini, jika Pertamina mengelola Blok Mahakam maka pada 2032 laba Pertamina bisa menembus Rp 171 triliun.
Pada 2012 pendapatan bisnis Blok Mahakam mencapai 11,23 miliar dolar AS atau setara dengna Rp 106 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 63 triliun diserahkan kepada negara. Kemudian Rp 21 triliun menjadi "cost recovery" dan selebihnya sekitar Rp 22 triliun dibagikan untuk kontraktor yang saat ini dipegang Total dan Inpex.
Untuk tahun ini, berdasarkan proposal kerja kontraktor kepada SKK Migas, keuntungan Mahakam diperkirakan mencapai 8,92 miliar dolar AS. Atau sekitar Rp 85 triliun.
Kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. Kontrak pertama ditandatangani 31 Maret 1967 dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada 31 Maret 1997 diperpanjang lagi selama 20 tahun dan akan berakhir 30 Maret 2017.
Tingkat produksi Mahakam saat ini adalah minyak sekitar 65 ribu barel per hari dan gas bumi 1.700 MMSCFD. Sementara itu VP Corporate Comminication Pertamina Ali Mudakir mengatakan masalah pendanaan pengembangan Blok Mahakam tidak masalah. "Dari sisi pendanaan tidak perlu diragukan. Kami siap," ujarnya.
Ia menggambarkan, bawa belanja modal (capital expenditure/capex) Pertamina pada 2013 saja mencapai 6,7 miliar dolar AS. Atau setara Rp 64 triliun. "Di satu sisi kami mengeluarkan investasi di Blok Mahakam. Tapi di sisi lain blok tersebut sudah pada posisi menghasilkan, jadi tidak ada masalah," ujar kata Ali.