EKBIS.CO, PALEMBANG -- Setelah sekitar 20 tahun tidak ada pembangunan pabrik pupuk baru di lingkungan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri). Senin (8/4) dimulai pembangunan pabrik pupuk urea baru dengan nama pabrik Pusri II B.
Ground breaking atau pencanangan tiang pertama pembangunan pabrik baru yang berlokasi di komplek PT Pusri Jl. Mayor Zen, Palembang dilakukan Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan didampingi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif dan Direktur Utama PT Pusri Musthofa.
Menurut Direktur Utama Arifin Tasrif, PT Pupuk Indonesia sebagai holding seluruh BUMN pupuk, di PT Pusri sudah sejak 20 tahun lalu tidak ada pembangunan pabrik pupuk urea yang baru. Pabrik pupuk di PT Pusri yang terakhir dibangun adalah pabrik Pusri I B yang mulau beroperasi 1993.
Musthofa mengatakan, pembangunan pabrik pupuk urea Pusri II B akan menggantikan pabrik Pusri II yang sudah mulai berproduksi sejak 1974. "Pembangunan pabrik ini merupakan salah satu upaya tindak lanjut PT Pusri memenuhi instruksi Presiden No. 2 Tahun 2010 tentang revitalisasi pabrik pupuk," katanya.
Menurut Musthofa pembangunan pabrik pupuk yang direncanakan selesai pada Desember 2015 pendanaannya didukung tujuh bank lokal dan asing dengan skema pembiayaan klub deal. "Nilai proyek Pusri II B adalah sebesar 561 juta dolar AS," ungkapnya.
Pembangunan pabrik Pusri II B di atas lahan seluas 6.012 ha dilakukan konsorsium PT Rekayasa Industri (Rekin) salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia dan Toyo Engineering Corporation. Pabrik baru ini dapat menambah produksi 2000 ton amoniak per hari dan 2750 ton urea perhari.
Musthofa menjelaskan, dalam produksinya pabrik baru ini akan meningkat dengan cost yang murah karena didukung teknologi terbaru dan ramah lingkungan. Pabrik ini menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amoniak dan teknologi aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai Co Licencor untuk pabrik urea.
"Jika dibanding dengan Pusri II yang sekarang beroperasi maka teknologi yang digunakan pada pabrik Pusri II B dapat menghemat komsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton sebagai bahan baku pabrik," katanya menjelaskan.
Sementara Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, "Proyek revitalisasi pabrik merupakan salah satu langkah strategi perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menekan pengeluaran. Ini suatu keberanian yang berdasar bagi direksi yang berani berinvestasi sekitar 7 triliun untuk proyek revitalisasi pabrik lama."
Menurut Dahlan keberadaan pabrik lama atau pabrik Pusri II yang sudah beroperasi sejak 1974 sudah terbilang uzur sehingga layak untuk diganti dengan pabrik baru.
"Pabrik baru ini jauh lebih produkti dibandingkan pabrik lama. Yang lama usianya sudah lebih dari 20 tahun. Makanya saya pikir tepat jika hari ini kita mulai bangun pabrik baru," ujarnya.