EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memfasilitasi pengusaha-pengusaha Jepang asal Provinsi Ehime untuk bertemu dan mencocokkan bisnis mereka dengan para pengusaha Indonesia, Rabu (10/4).
BNI ingin berkontribusi pada peningkatan investasi pengusaha Jepang di Indonesia dan penciptaan lapangan kerja baru di tanah air. BNI memfasilitasi diskusi panel antara pengusaha tersebut.
Usai diskusi panel tersebut, delegasi Jepang yang terdiri atas 14 pengusaha asal Ehime dipertemukan dengan 35 pengusaha Indonesia yang juga nasabah BNI untuk mengeksplorasi potensi kerja sama antar pelaku bisnis secara riil.
Selain itu ada juga 20 pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/4), para pengusaha ini datang dari 19 bidang usaha berbeda, di antaranya mesin pertanian, perdagangan komoditas pertanian, kontainer kargo berbahan aluminium dan konstruksi berbahan alumunium, dan pertanian berbasis air.
Kedatangan para pengusaha Jepang ini merupakan bagian dari serangkaian usaha BNI untuk merealisasikan relokasi pelaku usaha Jepang ke Indonesia.
Sebelumnya, BNI sudah bekerja sama dengan PT Suryacipta Swadaya untuk menyediakan lahan seluas 1.400 hektare di Karawang, Jawa Barat untuk investor Jepang yang ingin ekspansi atau merelokasi usahanya.
BNI juga telah mengikat komitmen Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memudahkan perijinan pengusaha Jepang yang ingin investasi di Indonesia.
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo menekankan, investasi pengusaha Jepang ke Indonesia tidak hanya positif secara ekonomi tetapi akan membawa pengaruh dalam mendorong upaya ke arah penciptaan bisnis yang berbasis perlindungan lingkungan atau Green Economic.
Sebagai bank terdepan di Indonesia yang mendukung Green Banking, BNI berharap kedatangan pengusaha Jepang ke Indonesia juga akan menjadi langkah terorganisir untuk menciptakan kawasan industri yang menerapkan konsep eco manufacturing dan green technology.
Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan program aksi di antaranya pengurangan secara drastis material tidak ramah lingkungan, penghematan penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi, pengembangan industri Recycle, penggunaan lampu hemat energi, hingga penanaman ribuan pohon dalam kawasan industri.