EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis impor barang modal yang terus menurun dalam beberapa bulan terakhir tidak berimbas pada manufaktur. Ini dikarenakan penurunan tersebut merupakan bagian dari proses alami dalam investasi.
“Menurut saya itu karena bagian dari bisnis cycle atau memang waktunya sedang menurun. Tapi ada korelasi sangat kuat antara peningkatan investasi dengan importasi barang modal,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/4).
Bayu mengaku, pihaknya akan memetakan siklus pelambatan investasi. “Kami akan melihat kaitannya dengan importasi barang modal,” tutur dia.
Dia menambahkan, pihaknya akan mencermati apakah melambatnya merupakan indikasi dari investasi yang tidak terealisasi. Tapi, lanjutnya, menurunnya impor barang modal tidak berdampak pada industri manufaktur.
“Ya tidak (berdampak) karena mereka (investor) sendiri yang ambil keputusan. Kalau sampai terjadi pelambatan impor barang modal tapi ternyata tidak ada hubungannya dengan realisasi investasi berarti pengusaha memakai barang modal dari dalam negeri,” paparnya.
Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat membenarkan ada indikasi penurunan impor barang modal seperti data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Tapi itu tidak bisa diartikan secara mutlak bahwa terjadi penurunan investasi manufaktur karena lambat laun kita produksi sendiri capital goods,” ucap dia.
Hidayat menegaskan, meski impor barang modal menurun tapi dia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebanyak 7,04 persen. Dia menjelaskan, sektor yang mendukung pertumbuhan ekonom termasuk industri manufaktur dan baja. “Kemudian yang masih rendah pertumbuhannya itu tambang, hasil kayu,” tutur dia.