EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Astra International Tbk memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan berdampak terlalu besar pada penjualan kendaraan bermotor perseroan. Pasalnya kenaikan harga kali ini tidak sebesar yang pernah dialami beberapa tahun sebelumnya.
Direktur Astra Johnny Darmawan Danusasmita mengungkapkan perseroan tidak mengelak akan ada dampak yang terjadi ketika pemerintah menaikkan harga BBM. "Tapi kami belum menghitung berapa besar dampak yang dihasilkan," ujar Johnny, Kamis (25/4).
Perseroan telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menghadapi kenaikan harga BBM. Johnny menilai kenaikan tahun ini tidak akan lebih tinggi dibandingkan 2005, yang ketika itu naik sekitar 110 persen. Kenaikan berimbas pada penjualan kendaraan bermotor perseroan yang turun 40 persen di tiga bulan pertama. Secara tahunan penjualan turun 20 persen.
Tahun ini diperkirakan tidak akan separah 2005. Perseroan optimistis penjualan akan tetap sesuai target.
Ditemui dalam kesempatan sama Direktur EVP PT Astra Honda Motor Johannes Loman menyebutkan perseroan menargetkan penjualan kendaraan roda dua minimal sama dengan realisasi tahun sebelumnya. Hingga akhir 2012 perseroan telah menjual sekitar 7 juta unit kendaraan roda dua.
Target yang landai ini dilakukan sebagai antisipasi kenaikan BBM dan penerapan kenaikan uang muka pembiayaan berbasis syariah yang berlaku sejak awal tahun di perusahaan pembiayaan dan 1 April di perbankan. "Pada kuartal pertama penjualan terkoreksi 5-10 persen," ujar Johannes.
Perseroan masih memonitor perkembangan penerapan uang muka tersebut di sepanjang kuartal kedua hingga akhir tahun. Diperkirakan dengan adanya aturan uang muka penjualan di akhir tahun akan terkoreksi 20 persen.
Namun demikian perseroan mencatat adanya kenaikan penjualan melalui mekanisme tunai. Tahun lalu penjualan tunai perseroan tercatat tumbuh 25-30 persen dari total penjualan. Tahun ini diperkirakan akan meningkat menjadi 30-40 persen.