EKBIS.CO, ABU DHABI -- Pertumbuhan pasar sukuk selama beberapa tahun terakhir sungguh gemilang. Para ahli keuangan syariah memprediksi tren tersebut akan terus berlanjut di 2013, terutama di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Penerbitan sukuk di dunia mencapai 138 miliar dolar AS pada 2012. Pertumbuhan mencapai 64 persen dibanding 2011. Secara regional, negara-negara Teluk menyumbang 24 miliar dolar AS.
Oman dan Mesir pertama kalinya menerbitkan sukuk pemerintah.Tak heran jika laporan terbaru dari Standard & Poor mengatakan bahwa sukuk cepat menjadi instrumen utang syariah utama.
Kepala Pendapatan Tetap di National Bank of Abu Dhabi (NBAD), Mark Watts, berujar sejumlah industri akan berpindah ke pembiayaan syariah. "Saya pikir ada banyak orang di luar sana yang akan mengambil kesempatan di kawasan ini untuk berinvestasi di sukuk," ujarnya seperti dikutip dari Zawya, Ahad (28/4).
Watts menyarankan investor harus waspada terhadap perusahaan manajer aset berpengalaman, khususnya mereka yang mantan pedagang. Beberapa manajer akan menjadi kompetisi yang kredibel, tetapi beberapa dari mereka ada yang oportunis.
Menurut Watts, pengalaman perdagangan aset tertentu tidak sama dengan mengelola aset dalam portofolio. Seorang pedagang tidak sama sebagai dengan manager aset terlatih. "Pesan kami kepada investor untuk selalu melihat pada pengalaman, silsilah dan sumber daya pengelola dana," kata Watts.
Manajer Portofolio Perusahaan AD Investment Timur Tengah, Dilawer Fawazi, mengatakan banyak investor internasional memiliki pemahaman lebih baik mengenai sukuk. "Sukuk cenderung memiliki karakteristik volatilitas lebih rendah dibandingkan obligasi konvensional," ucapnya.
Bank-bank syariah di Qatar dan Arab Saudi diperkirakan memimpin penerbitan sukuk lebih berkualitas pada 2013. Pasalnya mereka merespon kebutuhan peraturan pasar modal yang saat ini masih kaku. Kepala Investasi Sukuk Global di Franklin Templeton Investmen, Mohieddine Kronfol, mengatakan berinvestasi di sukuk tampak menguntungkan. "Di sisi penawaran tampak baik," katanya.
Franklin Templeton telah mengelola lebih dari 1 miliar dolar AS aset syariah per 31 Desember 2012. Perusahaan tersebut telah memiliki atribut untuk. berkompetisi dalam jangka panjang.