EKBIS.CO, JAKARTA -- Pembiayaan ritel PT Bank Muamalat Indonesia,Tbk (Bank Muamalat) berkontribusi 57 persen dari total portofolio pembiayaan. Sementara yang 43 persen berasal dari pembiayaan korporasi.
Direktur Ritel Bank Muamalat, Adrian Gunadi, mengatakan pembiayaan ritel terdiri dari 20 persen pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan 37 persen pembiayaan konsumer. Berbeda dengan bank syariah lain, porsi pembiayaan UMKM Bank Muamalat cukup kecil.
"Ini menjadi strategi bisnis dari Bank Muamalat," kata Adrian saat jumpa pers di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (29/4). Di saat bank syariah lain berlomba-lomba menyasar sektor pembiayaan UMKM, Bank Muamalat memanfaatkan peluang dalam sektor pembiayaan konsumer.
Adrian mengatakan pembiayaan konsumer tumbuh 40 persen hingga 45 persen dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, bukan berarti Bank Muaamalat tidak mementingkan pembiayaan UMKM. "Kami sedang susun strategi mikro dengan mengoptimalkan jaringan kantor," ucapnya.
Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin mengatakan sepanjang 2012, bank menambah 82 kantor sehingga kini totalnya menjadi 442 kantor. Bank juga telah menambah 27 kantor kas keliling (mobile branch) sepanjang 2012. "Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah, kami menambah jumlah ATM dari 475 unit menjadi 1001 unit di 2012," kata Arviyan.
Tak hanya itu, Bank Muamalat berencana menambah modal agar bisa beralih ke Buku III dengan modal minimal Rp 5 triliun. "Penambahan modal dilakukan melalui right issue karena Muamalat adalah perusahaan publik sehingga harus ada pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Arviyan.