EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (1/5) pagi bergerak menguat tipis menyusul kebijakan pemerintah untuk menaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar dua poin menjadi Rp 9.718 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.720 per dolar AS.
"Adanya kenaikan BBM subsidi itu akan membuat defisit neraca perdagangan Indonesia menurun sehingga dampaknya terhadap nilai tukar rupiah akan positif," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (1/5).
Ia menambahkan dari sisi internal lainnya, terutama dari laporan data ekspor-impor dan inflasi oleh badan pusat statistik (BPS) diperkirakan stabil atau sesuai ekspektasi. "Pelaku pasar masih menunggu terhadap laju pertumbuhan ekspor diharapkan dapat membaik," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, pergerakan nilai tukar rupiah masih dibayangi sentimen negatif eksternal dari penurunan penjualan ritel Jerman yang di bawah estimasi, meski di sisi lain terjadi kenaikan pada kepercayaan konsumer. "Apalagi sentimen itu diperburuk oleh data tingkat pengangguran kawasan negara Euro yang meningkat," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah masih bergerak mendatar, hal itu seiring dengan Bank Indonesia yang masih menjaga mata uang domestik. "Penjagaan BI itu membuat nilai tukar rupiah akan bergerak mendatar," katanya.
Ia mengatakan akan dinaikannya bahan bakar minyak subsidi akan membuat nilai tukar domestik menguat, kondisi itu dikarenakan defisit neraca perdagangan Indonesia nantinya diperkirakan menurun.