EKBIS.CO, LONDON -- Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) pada Rabu waktu setempat mengumumkan pemotongan suku bunga bank pertama kalinya sejak Juli 2012. ECB menurunkan suku bunga ke rekor terendah yaitu 0,5 persen. Data ekonomi yang lemah dan pengangguran di 17 negara anggota menyebabkan mata uang tunggal mereka melemah.
Euro turun lebih dari satu persen terhadap dolar AS menjadi 1.304 dolar AS. Presiden ECB, Mario Draghi menjelaskan pendapatan domestik bruto (PDB) zona euro kini menurun selama lima kuartal berturut-turut. "Sentimen melemahnya ekonomi diperkirakan juga memanjang hingga ke musim semi tahun ini," ujarnya, dilansir dari The Guardian, Jumat (3/5).
Dalam rangka membawa rasio utang kembali pada jalurnya, negara-negara kawasan euro tak mesti mengurangi defisit anggaran pemerintah, melainkan segera melakukan reformasi struktural sedemikian rupa untuk saling memperkuat keberlanjutan fiskal dan potensi pertumbuhan ekonomi. Namun, ECB memupus harapan untuk mengumumkan serangkaian kebijakan untuk bisa membuka kembali pemblokiran pinjaman untuk pelaku usaha kecil menengah (UKM) di sana yang sering tidak bisa mengakses pinjaman ke bank dengan jumlah terjangkau.
Langkah yang diambil ECB ini juga dipicu menurunnya aktivitas pabrik di Jerman, negara ekonomi terbsar di Eropa dan eksportir terbesar kedua di dunia setelah Cina. Penurunan ini memasuki bulan kedua, menyusul anjloknya permintaan barang industri dari Cina dan penurunan penjualan mobil di seluruh zona euro, termasuk Prancis, Italia, dan Spanyol. Ini pada akhirnya merusak prospek pertumbuhan ekonomi.