EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan pendapatan anggota-anggotanya sebesar 20,4 persen di sepanjang 2012, dengan total pendapatan mencapai Rp 133,15 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan diperoleh dari pendapatan premi yang mencapai 80 persen dari total pendapatan.
Pendapatan premi tercatat sebesar Rp 107,73 triliun atau tumbuh 14,38 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan premi ini didorong oleh seluruh lini distribusi asuransi. Jalur distribusi keagenan menyumbang 38,3 persen pendapatan premi anggota AAJI.
Sedangkan jalur distribusi melalui bank (bancassurance) menyimbang 40,4 persen dari total premi. Sisanya yang 21,3 persen diperoleh dari penjualan langsung.
Bisnis baru menyumbang hampir 70 persen dari pendapatan total premi. "Premi baru bertumbuh 11,28 persen menjadi Rp 75,01 triliun," ujar Ketua Bidang Aktuaria dan Riset AAJI Maryoso Sumaryono di kantor AAJI, Jumat (3/5).
Dari 70 persen pendapatan permi baru, sekitar 52 persennya merupakan asuransi tradisional. Sisanya adalah asuransi berbasis investasi (unitlink). Sedangkan di premi lanjutan, produk unitlink memberikan kontribusi lebih besar, yaitu 62 persen.
Dari sisi keagenan, AAJI mencatat pertumbuhan jumlah agen yang tersertifikasi, yaitu sebesar 19,12 persen. Hingga akhir 2012 jumlah agen sebesar 303.115 orang. "Seluruh agen tersertifikasi," ujar Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu. Ia menilai tidak ada satupun agen asuransi jiwa yang tercatat di AAJI yang tidak memiliki sertifikasi.
Terkait total tertanggung, AAJI mencatat adanya pertumbuhan pemegang polis individu, yaitu sebesar 22,14 persen menjadi 10,98 juta orang. Sedangkan pemegang polis kumpulan tercatat menurun 14,8 persen menjadi 34,78 juta orang.