EKBIS.CO, JAKARTA -- Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian per Februari 2013 tercatat 39,96 juta orang. Angka itu mengalami penurunan dibandingkan jumlah pada Februari 2012 sebesar 41,2 juta orang.
"Ada penurunan di (sektor) pertanian," tutur Kepala BPS Suryamin dalam temu pers di Kantor Pusat BPS, Senin (6/5). Sebagai catatan, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian pada Februari 2011 masih tercatat 42,48 juta orang. Namun, pencapaian Februari tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan jumlah per Agustus 2012 sebesar 38,88 juta orang.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan menyatakan penurunan tenaga kerja di sektor pertanian tak lepas dari maraknya konversi lahan pertanian di daerah produktif. Khusus untuk Pulau Jawa, daerah-daerah produktif meliputi pantai utara Jawa maupun pantai selatan Jawa.Konversi itu, kata Imawan, terlihat dari sawah yang dimatangkan, kemudian dijadikan pabrik. "Itu tentu tak ada lagi kegiatan pertanian di sana," ujar Imawan.
Selain akibat konversi lahan, Imawan menyebut besaran upah yang lebih menarik dari sektor lain seperti konstruksi atau perdagangan yang berdampak pada penurunan ini. Faktor lainnya adalah sistem pertanian yang semakin mengecil dan menuntut biaya yang semakin murah. Konsekuensinya adalah semakin berkurangnya tenaga manusia yang dikompenasi oleh mekanisasi. Hal ini tak lepas dari mahalnya biaya mengelola lahan pertanian jika menggunakan tenaga manusia.
"Kalau lahan tak lagi tersedia, maka pindah dia. Entah ke Jakarta atau ke pusat-pusat industri di sekitar Jabotabek," kata Imawan.
Jika yang bersangkutan memiliki keterampilan, Imawan menyebut kemungkinan ada peralihan ke sektor industri. Jika tidak memiliki keterampilan yang cukup, dia akan beralih ke sektor konstruksi.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk yang bekerja di sektor konstruksi memang mengalami kenaikan. Pada Februari 2013, jumlahnya mencapai 6,89 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2012 dan Februari 2011 yang jumlah tenaga kerjanya masing-masing 6,1 juta orang dan 5,59 juta orang. "Tapi secara keseluruhan, dari sisi yang bersangkutan (petani yang berpindah kerja), perpindahan ini bagus karena dia mendapat pendapatan yang lebih baik," Imbuh Imawan.