EKBIS.CO, BANDA ACEH -- Rasio pembiayaan dibandingkan simpanan (loan to deposit ratio/LDR) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di Aceh mencapai 134 persen dari total dana pihak ketiga 2012 senilai Rp 114 miliar.
"Artinya, fasilitas pembiayaan yang diberikan BPR dan BPRS di daerah ini kepada usaha kecil dan menengah melebihi dari dana yang berhasil dihimpun dari pihak ketiga," kata Ketua DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Provinsi Aceh Sugito di Banda Aceh, Selasa (14/5).
Dijelaskannya, besarnya penyaluran kredit di BPR dan BPRS tersebut sesuai dengan permintaan pasar dan juga bersumber dari dana kerja sama dengan pihak lainnya yang ada di setiap perusahaan perbankan tersebut.
Disebutkannya, LDR tahun 2012 terjadi penurunan sekitar 3,6 persen dibanding pembiayaan yang disalurkan kepada penerima manfaat pada tahun 2011 mencapai 139 persen dari total dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar Rp 99 miliar tahun itu. "Kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan kepada setiap nasabah," katanya.
Dikatakan, pihaknya tetap berupaya memberikan berbagai kemudahan kepada seluruh nasabah untuk dapat memperoleh fasilitas kredit di bank tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sugito yang juga Direktur Utama BPRS Hikmah Wakilah menyatakan BPR dan BPRS di Aceh memberikan modal kerja untuk usaha kecil dan menengah dari yang kecil hingga Rp 200 juta. "Besaran biaya yang diterima oleh penerima manfaat juga ditentukan oleh kebijakan di setiap BPR dan BPRS di mana nasabah mengajukan pembiayaan," ujarnya.
Ia menyebutkan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan pelayanan, sehingga target peningkatan kinerja di berbagai sektor dari 15 persen sampai 25 persen dapat tercapai pada 2013.
Ia menambahkan, hingga saat ini, ada 15 BPR dan BPRS eksis di Aceh. Adapun bank tersebut terdiri dari 15 kantor pusat, 14 kantor cabang dan 19 kantor kas tersebar di kabupaten/kota di provinsi itu.