EKBIS.CO, LONDON -- Komisi Uni Eropa (UE) melakukan pengeledahan di beberapa kantor perusahaan minyak yang terindikasi terlibat dalam pengaturan harga minyak. Seperti dilansir BBC News, Selasa (14/5), pengeledahan tersebut dilakukan karena Komisi Eropa memiliki kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah bersekongkol dalam melakukan distorsi harga minyak.
Meski pihak Komisi UE tidak menyebutkan secara resmi nama perusahaan tersebut, namun sumber di internal Komisi UE menyebutkan bahwa tiga raksasa minyak asal Eropa, British Petroleum (BP), Royal Dutch Shell, Statoil Norwegia serta lembaga penilai harga minyak dunia, Platts, bersikap kooperatif dalam penyelidikan yang dilakukan Komisi UE. Penyelidikan berkaitan dengan harga minyak, produk olahan dan biofuel.
"Bahkan distorsi harga sekecil apapun dinilai mungkin memiliki dampak besar pada harga pembelian dan penjualan minyak mentah, produk minyak sulingan dan biofuel, yang akhirnya berpotensi merugikan konsumen," demikian pernyataan resmi Komisi UE.
Sebagai bagian dari penyelidikan, Komisi UE mengatakan sedang memeriksa apakah perusahaan dapat mencegah orang lain untuk ikut serta dalam proses penentuan harga dengan maksud untuk mendistorsi harga. Komisi UE menyebut serangan 'inspeksi mendadak' ini sebagai langkah awal dalam penyelidikan dugaan praktek anti-kompetitif.
"Setiap perilaku tersebut, jika ditelusuri, mungkin akan mengarah kepada pelanggaran aturan antitrust Eropa yang melarang kartel dan praktek bisnis yang membatasi dan penyalahgunaan posisi pasar yang dominan," ujar Komisi UE.
Pihak Statoil, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa telah ada penggeledahan di kantor pusat mereka di Norwegia. Penggeledahan tersebut terkait dugaan pelanggaran dalam proses penilaian harga Platts secara tertutup. Kegiatan tersebut diduga telah berlangsung sejak tahun 2002.
Platts, yang bertugas mengkompilasi harga pasar energi, kata Komisi Eropa, telah mengunjungi kantor operasional mereka di London pada Selasa (14/5). "Dalam hal ini Platts telah bekerja sama sepenuhnya," tambahnya.
Sementara produsen minyak asal Inggris, BP, dalam pernyataan resminya mengatakan: "Kami bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan dan tidak dapat berkomentar lebih jauh saat ini." Sedangkan raksasa minyak Belanda, Shell, melalui juru bicaranya menambahkan bahwa pihaknya sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan.