EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (21/5) pagi tertahan dengan keadaan pasar saham domestik yang masih berada di area positif. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tipis sebanyak dua poin menjadi Rp 9.755 dibandingkan dengan posisi sebelumnya sebesar Rp 9.753 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah melemah tipis tertahan oleh kondisi pasar saham yang positif seiring dengan adanya aksi beli dari investor asing. "Masuknya aliran dana asing banyak memberikan kepercayaan di dalam negeri sehingga rupiah pun tertahan pelemahannya," kata dia, Selasa (21/5).
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen global turut membantu apresiasi rupiah yakni kenaikan dolar new zealand setelah adanya rencana kenaikan suku bunga, serta kenaikan harga perumahan Cina yang berdampak pada apresiasi yuan. Kendati demikian, lanjut dia, sentimen yang menghambat laju rupiah terutama dari pelaku pasar yang masih mengambil posisi menunggu terhadap kejelasan waktu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa pergerakan mata uang domestik seiring dengan mata uang Asia yang juga berada dalam tren melemah. Jika nilai tukar domestik menguat, menurut dia, barang ekspor dari dalam negeri akan menjadi mahal harganya sehingga kalah saing dengan negara tetanggga. "Kalau rupiah menguat, kita yang rugi, melemahnya nilai tukar akan membuat harga barang ekspor bersaing dengan negara Asia lainnya," kata dia.