EKBIS.CO, LAGOS -- Pedoman baru pemerintah untuk asuransi syariah menghadapi rintangan di Nigeria. Pasalnya kebanyakan Muslim tidak menyadari kerja dan konsep sehingga asuransi syariah menghadapi pukulan dalam upaya memposisikan diri sebagai pusat keuangan syariah di Afrika.
"Saya tahu apa itu perbankan syariah dan saya tertarik akan hal itu. Tetapi kalau asuransi syariah, saya sangat sedikit mendengarnya," ujar seorang konsultan, Oladoyin Adedo, seperti dikutip dari OnIslam.net, beberapa waktu lalu.
Menurutnya penting bagi operator dan akademisi untuk mendidik masyarakat mengenai produk asuransi syariah, terutama konsep dan bagaimana keuntungan mereka berbeda dari sistem konvensional. Pemerintah Nigeria baru saja mengeluarkan pedoman baru untuk mengawasi operasi industri asuransi syariah.
Pemerintah mengharuskan setiap perusahaan asuransi syariah membentuk dewan penasihat dari para ahli. Sedikitnya dua ahli dari sarjana syariah diangkat untuk masa jabatan empat tahun. Komisi Asuransi Nigeria akan membentuk dewan penasihatnya sendiri untuk mengawasi produk dan aturan industri. Asuransi konvensional akan diizinkan menawarkan layanan asuransi syariah melalui takaful windows.
"Sejujurnya, saya tidak tahu dan saya tidak menyadari konsep itu (asuransi syariah)," kata seorang wartawan senior, Alhaji Razaq Bamidele. Menurutnya, jika dia saja tidak mengetahui konsep itu, maka bisa disimpulkan bahwa jutaan orang di Nigeria juga masih banyak yang tidak memahami konsep tersebut. Bamidele mengimbau pemerintah dan operator turun memberikan sosialisasi dan edukasi tentang asuransi syariah sehingga masyarakat bisa mengerti.
Asuransi syariah didasarkan pada kerjasama dalam berbagi risiko. Fitur kunci yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah prinsipnya yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.
Saat ini pasar asuransi syariah hanya 1 persen dari total pasar asuransi. Malaysia dan Timur Tengah merupakan pusat industri asuransi syariah berkembang pesat di dunia.
Seorang koresponden keuangan di Harian This Day, Nnamdi Duru mengatakan asuransi syariah tidak hanya terbatas untuk Muslim tapi juga non Muslim. Regulator memiliki tantangan mendidik masyarakat mengenai konsep asuransi syariah. "Dari interaksi saya dengan orang-orang termasuk Muslim, sangat sedikit dari mereka berinvestasi pada sesuatu yang tidak mereka ketahui," kata Duru.
Banyak masyarakat Nigeria telah mendengar keuangan syariah, baik perbankan ataupun asuransi syariah. "Sayangnya sebagian besar masyarakat tidak benar-benar memahami bagaimana konsep keuangan syariah tersebut bekerja," ujar seorang pemimpin jamaah Islam di Nigeria, Imam Ismail Lawal.
Lawal mendesak jamaah Muslim Nigeria mengundang para ahli untuk membahas konsep asuransi syariah. Pasalnya sebesar 55 persen dari 140 juta penduduk Nigeria adalah Muslim.
Komisaris untuk Asuransi di Komisi
Komisi Asuransi Nasional, Fola Daniel berujar pihaknya tengah mengerahkan media massa untuk mendidik masyarakat tentang asuransi syariah. Ada juga program pelatihan yang dilakukan bagi operator.
Daniel mengatakan saat ini Nigeria memiliki total 58 perusahaan asuransi yang membukukan premi bruto 233 miliar naira pada 2011. Sementara pada penghujung 2012, angka tersebut naik 16,6 persen.
Dia menegaskan asuransi syariah terbuka, tidak khusus untuk Muslim. "Asuransi syariah bukanlah sebuah produk, melainkan konsep," ucapnya.
Menurutnya, asuransi syariah bukanlah menunjukkan ajaran agama yang benar, tetapi bagaimana cara berbagi risiko dan tidak mentransfer risiko. "Asuransi syariah itu fantastis, orang-orang akan mengambilnya, tidak peduli Muslim atau bukan," kata Daniel.