EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Jumat (24/5) pagi terapresiasi sebesar 20 poin menyusul sentimen negatif di pasar uang yang kembali stabil. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat sebesar 20 poin menjadi Rp 9.768 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.788 per dolar AS.
"Sentimen di pasar uang kembali stabil setelah The Fed mensinyalkan pengurangan nilai program pembelian obligasinya secara bertahap meski untuk sementara waktu masih mempertahankannya," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (24/5).
Ia menambahkan menguatnya mata uang yen juga menjadi salah satu pendorong kurs rupiah terapresiasi. Penguatan yen dipicu dari yield (imbal hasil) obligasi bertenor 10 tahunnya naik sehingga menahan apresiasi dolar AS. "Penguatan yen cukup membantu rupiah kembali berada dalam area positif," katanya.
Sementara dari dalam negeri, menurutnya, perkiraan pembahasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan segera selesai, sehingga diharapkan dapat memperbaiki neraca pembayaran Indonesia dan mendorong rupiah menguat.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan defisit neraca pembayaran membuat posisi cadangan devisa Indonesia turun 8 miliar dolar AS selama kuartal I 2013 menjadi 104,8 miliar dolar AS pada Maret. "Kenaikan harga BBM subsidi diharapkan bisa membawa penguatan nilai tukar rupiah," katanya.
Ia mengatakan untuk pergerakan rupiah masih dipengaruhi pergerakan mata uang yen. Rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran antara Rp 9.750-Rp 9.770 per dolar AS.