EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berkomitmen menstabilkan nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya. BI melakukan dual intervensi untuk menstabilkan rupiah.
"Kami sedang dan akan melakukan langkah itu karena stabilitas nilai tukar sangat penting untuk stabilitas ekonomi nasional," kata Perry di Jakarta, Jumat (31/5).
Dual intervensi yang dimaksud adalah intervensi di pasar valuta asing dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Yang dijual dari pelaku asing, kata Perry, BI membelinya dari pasar sekunder sehingga dolar tersedia. Perry menjelaskan kondisi terakhir menunjukkan pelaku domestik juga sudah mulai membeli SBN jangka pendek. Sehingga dua hari terakhir ini capital reversal mereda dan pasar lebih stabil.
Perry menambahkan BI lebih realistis dalam menggambarkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia. BI memasok dolar, menstabilkan nilai tukar agar dampak yang terjadi adalah likuiditas valas. Ia menilai nilai tukar rupiah saat ini sudah sesuai dengan kondisi fundamental. "Apa yang dimaksud kondisi fundamental? Adalah konsisten dengan perkiraan inflasi, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," kata dia.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Perry mengungkapkan jika tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pertumbuhan ekonomi akan berada di level 6,1 persen di triwulan kedua. Artinya jika BBM naik, maka dana subsidi BBM dapat dialokasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, BI memutuskan pertumbuhan ekonomi berada di range tersebut. Namun demikian BI memperkirakan di sepanjang 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 6,3 persen.