EKBIS.CO, NUSA DUA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan pertumbuhan ekonomi dan masyarakat kelas menengah di Indonesia menumbuhkan minat masyarakat melakukan perjalanan termasuk jasa penerbangan.
"Daya beli masyarakat semakin tinggi, keinginan bepergian meningkat dan menuntut waktu yang cepat tanpa menunggu lama. Karena itu penerbangan menjadi salah satu pilihan," kata Emirsyah Satar di Nusa Dua Bali, Jumat (14/6).
Emirsyah Satar menjadi pembicara salah satu sesi Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia yang bertema 'Menata Infrastruktur Transportasi Nasional untuk Memperkuat Perekonomian'. Dengan pertumbuhan penumpang tersebut, Emirsyah mengatakan maskapai penerbangan tidak memiliki pilihan selain harus menumbuhkan bisnis, termasuk memperluas jaringan penerbangannya.
"Pada 2012, Garuda mengangkut 20 juta penumpang yang didominasi domestik dengan pendapatan Rp 3,5 miliar. Garuda akan melakukan ekspansi dengan menambah pesawat untuk melayani kota-kota kecil dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," tuturnya.
Emirsyah mengatakan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan minat bepergian masyarakat sangat erat. Di Indonesia, kata dia, dalam lima tahun terakhir penumpang yang melakukan perjalanan dengan berbagai cara tumbuh 10 hingga 18 persen.
Menurut Emirsyah, semakin tinggi pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan perjalanan juga akan semakin cepat. "Namun, jumlah penumpang penerbangan Indonesia dibandingkan jumlah penduduk masih sangat kecil bila dibandingkan negara-negara lain. Dari 250 juta penduduk Indonesia, jumlah penumpang penerbangan baru 80 juta orang," katanya.
Angka itu, kata Emirsyah, sangat kecil bila dibandingkan dengan Singapura atau Australia. Singapura dengan penduduk lima juta orang memiliki penumpang penerbangan hingga 35 juta orang. Australia dengan 22,8 juta penduduk memiliki penumpang penerbangan hingga 77 juta orang.