EKBIS.CO, JAKARTA -- Realisasi penerimaan dalam negeri hingga awal Juni 2013 terhadap produk domestik bruto (PDB) menurun bila dibandingkan jumlah penerimaan periode yang sama pada 2012.
"Realisasi sampai 7 Juni 2013, penerimaan dalam negeri posisinya 34,6 persen, turun dari penerimaan tahun lalu 35,7 persen," kata Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, usai jumpa pers APBN-P 2013 di Jakarta, Selasa (18/6).
Menurut dia, data realisasi penerimaan negara tersebut masih berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, bukan RAPBN-P 2013. Dia merinci penerimaan perpajakan mengalami penurunan dari 37,1 persen pada 2012 menjadi 35,1 persen pada 2013.
Pajak dalam negeri turun menjadi 35,3 persen dari 36,5 persen (yoy). Sementara pajak pertambahan nilai (PPN) juga turun menjadi 33,2 persen dari 35 persen (yoy).
Penurunan yang relatif tinggi terjadi pada pajak perdagangan internasional dimana pada 2012 sebesar 49,9 persen, turun menjadi 31,9 persen pada 2013.
Untuk bea keluar, saat ini 19,7 persen, turun dari 2012 sebesar 50,7 persen yang disebabkan pengaruh faktor global terhadap harga komoditas ekspor sehingga capaian bea keluar jauh di bawah tahun 2012.
"Ini menunjukkan bahwa ada faktor global yang memengaruhi harga komoditas barang ekspor kita sehingga bea keluar capaiannya jauh di bawah tahun lalu," katanya.
Dari sisi bea masuk, penurunan tidak besar, dari 49,3 persen di 2012 menjadi 46,2 persen di 2013.Sementara penerimaan negara bukan pajak pada 2013 lebih tinggi dari 2012. "Tahun lalu 30,4 persen, tahun ini 32,8 persen. Utamanya tertinggi dari penerimaan migas 28,4 persen," katanya.
Dia juga memaparkan belanja negara pada 2013 berada di posisi 32,2 persen, turun dari 34,1 persen di 2012. Untuk belanja pegawai sama dengan APBN 2012 yakni 40,2 persen. Sementara belanja barang pada 2013 sebesar 17,4 persen turun dari 17,7 persen di 2012.