EKBIS.CO, JAKARTA -- Dewan Hortikultura Nasional, Benny Kusbini mengingatkan pemerintah agar memantau pasokan cabai. Akibat anomali cuaca, terjadi gagal panen cabai di sejumlah daerah. Produksi cabai nasional diperkirakan menurun sampai dengan 40 persen. "Ada penurun akibat gagal panen dan kerusakan kebun," ujarnya, Ahad (23/6).
Dalam pemantauan ke sejumlah daerah, gagal panen terjadi antara lain di kebun kentang dan cabai. Harga cabai pun terus naik sejak seminggu khawatir. Saat ini harga cabai bahkan mencapai Rp 30 ribu per kilogram (kg).
Pemerintah diminta mengambil langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan gejolak harga. Caranya bis adengan menunjuk perusahaan pelat merah untuk melakukan importasi apabila dibutuhkan. "Bukan dengan penunjukan swasta, nanti bisa menimbulkan keributa. Jangan juga Bulog, karena urusan mereka sudah banyak," ujarnya.
Untuk menghemat biaya dan mempercepat waktu tiba, cabai bisa diangkut menggunakan Hercules. Satu kapal Hercules dikatakan bisa memuat sampai 30 ton hingga 40 ton cabai sekali angkut. Namun Dewan belum memutuskan waktu yang tepat untuk mulai melakukan impor cabai.
Pada Jumat (21/6) lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengatakan pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan para pebisnis para pebisnis untuk menentukan langkah antisipasi harga pangan, termasuk cabai. Kemungkinan untuk importasi cabai pun terbuka. "Kita bisa buka keran kalau harus didatangkan dari luar. Tapi untuk sementara jangan dulu," ucapnya.
Harga cabai menurut pantauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah naik sekitar Rp 2.000 per kg. Kenaikan ini terjadi untuk komoditas cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. Penyebab lonjakan harga ini menurutnya bukan karena kekurangan pasokan.